![]() |
Foto Kerajinan Tanduk Dahulu (Sumber: Dok. Yayasan Dapuran Kipahare) |
Hingga kini, beberapa pengrajin masih tetap melestarikan tradisi ini, salah satunya adalah Maman S. Kasim, yang kini berusia 66 tahun. Maman menceritakan bahwa kerajinan tanduknya menarik perhatian banyak wisatawan asing, seperti dari Inggris, Belanda, Polandia, hingga Korea.
"Saya belajar langsung dari ayah, mulai dari mencari bahan hingga cara memasarkannya. Saat saya berusia 20 tahun, ayah sudah sering pergi mencari bahan ke berbagai daerah, seperti Jawa Tengah dan Jawa Timur," ujarnya.
Membuat kerajinan dari tanduk memerlukan keterampilan, seni, serta kesabaran. Prosesnya cukup panjang, dimulai dari pemilihan tanduk berkualitas tinggi, yakni yang besar dan panjang. Setelah itu, tanduk dipanaskan di atas bara api untuk membuatnya lebih lentur sehingga mudah dibentuk. Setelah tanduk berubah menjadi lembaran, tahap berikutnya adalah mencetak dan memotongnya sesuai desain yang diinginkan, lalu dihaluskan agar siap dijual.
Beragam kerajinan telah dibuat oleh Maman, seperti hiasan bertuliskan kalimat tauhid, tokoh pewayangan, sendok kecil, kalung, gelang, gantungan kunci, hingga bentuk ikan. Tanduk yang ia gunakan berasal dari berbagai daerah, seperti Sulawesi, Kalimantan, dan Nusa Tenggara Barat, yang kemudian dikumpulkan di Surabaya sebelum dibawa ke Sukabumi.
Menurut Maman, durasi pembuatan kerajinan bergantung pada jenis dan tingkat kesulitannya. Misalnya, membuat miniatur burung dapat diselesaikan dalam dua hari, sementara kerajinan wayang membutuhkan waktu lebih lama karena harus mengikuti aturan tertentu.
"Wayang itu ada pakemnya. Misalnya, Arjuna harus begini, Gatotkaca harus begitu. Jadi, pekerjaan seperti ini tidak bisa dikerjakan oleh pekerja muda, harus oleh kami yang lebih berpengalaman," jelasnya.
Harga kerajinan tanduk Maman bervariasi, mulai dari Rp 10 ribu untuk gantungan kunci, Rp 175 ribu untuk hiasan dengan dua tanduk, hingga Rp 1 juta untuk karya berukuran besar.
Jika tertarik untuk memiliki kerajinan khas ini, Anda dapat mengunjungi Kampung Inggris di Jalan MH Holil, Desa Sukaraja, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi.