Sebuah Cerita Sukses Marius Widyarto dan C59 yang Menjadi Wisata Kreatif di Kota Bandung

Jabar Tourism
3 minute read
0

C59 Factory Bandung (sumber : google maps/C59 Factory)

Siapa sangka dari sebuah gang kecil bernama Caladi Lima Sembilan di Kota Bandung, lahir sebuah merek fashion yang kini dikenal hingga ke mancanegara? C59, begitu nama yang kini familiar di kalangan pecinta kaus khas Bandung, bukan sekadar merek garmen—ia adalah simbol ketekunan, inovasi, dan semangat wirausaha anak bangsa. Di balik kesuksesan ini, berdiri sosok Marius Widyarto Wiwied—yang akrab disapa Pak Wiwied—seorang visioner yang menjadikan kado pernikahannya sebagai modal awal petualangan bisnisnya.


Perjalanan inspiratif ini dimulai pada tahun 1980. Saat itu, Pak Wiwied dengan mantap menjual hadiah pernikahannya demi membeli mesin jahit dan obras, serta bahan-bahan produksi pertama. Dengan alat sederhana dan kerja manual, ia menerima pesanan kaus dalam skala kecil. Namun, siapa sangka, dari garasi rumah hingga lorong sempit, t-shirt hasil rancangannya perlahan mencuri perhatian masyarakat, bahkan sampai ke ibu kota.


Waktu bergulir, dan pada 1990 C59 resmi mendirikan pabriknya. Langkah ini menjadi titik balik dari usaha rumahan menjadi industri garmen yang mulai serius menatap pasar luas. Beberapa tahun kemudian, perusahaan ini menjelma menjadi Perseroan Terbatas (PT), dan mulai menembus pasar luar negeri. Produk-produk C59 merambah ke Singapura, bahkan menembus pasar Eropa Tengah. Malaysia pun pernah memesan ribuan jersey dari C59—sebuah pencapaian luar biasa untuk bisnis yang lahir dari semangat mandiri.


Tak hanya menjual kaus dengan merek sendiri, C59 juga menerima berbagai pesanan merchandise seperti kaos komunitas, gantungan kunci, sandal jepit, hingga mug. Brand-brand besar seperti Floating Market, Dusun Bambu, dan Trans Studio Bandung pernah mempercayakan kebutuhan produk kreatif mereka kepada C59.


Namun, keunikan C59 tidak berhenti di lini produksi saja. Di tengah geliat industri kreatif Bandung, Pabrik C59 kini juga menjadi destinasi wisata edukatif yang unik. Bukan hanya melihat proses produksi dari dekat, pengunjung juga bisa terlibat langsung lewat tur dan workshop yang menarik.


Ada tiga jenis paket wisata yang bisa dipilih. Pertama, Paket Apresiasi seharga Rp 30.000 per orang, yang memberikan pengalaman tur pabrik sekaligus diskon besar saat berbelanja di showroom C59. Lalu ada Paket Sablon seharga Rp 75.000 per orang, yang memungkinkan pengunjung belajar langsung proses sablon kaus—cocok bagi mereka yang tertarik di bidang desain dan produksi tekstil. Dan yang paling spesial, Paket Seminar, ditujukan bagi rombongan hingga 80 orang, seharga Rp 5.900.000. Dalam paket ini, peserta tak hanya diajak berkeliling, tapi juga mengikuti seminar kewirausahaan yang dipandu langsung oleh Pak Wiwied.


C59 Factory Bandung (sumber : google maps/C59 Factory)
Bagi mereka yang ingin mendalami lebih jauh, C59 menyediakan workshop lanjutan tentang berbagai aspek produksi garmen, mulai dari desain hingga manajemen bisnis. Tak heran jika SMK dan calon wirausaha dari berbagai daerah menjadikan tempat ini sebagai tujuan studi lapangan. Bahkan, perusahaan-perusahaan besar seperti BRI, CIMB Niaga, Garuda Indonesia, dan Toyota pernah mengirimkan tim mereka untuk mengikuti pelatihan di sini.


Setiap bulan, kawasan Pabrik C59 didatangi sekitar 2000 hingga 4000 pengunjung. Selain belajar dan berbelanja, mereka juga bisa bersantai di Coffee Shop C59 yang berada tepat di seberang showroom. Dengan harga mulai Rp 18.000, pengunjung bisa menikmati secangkir kopi sambil menikmati atmosfer kreatif khas Bandung.


C59 bukan hanya sekadar pabrik, bukan pula sekadar merek dagang. Ia adalah warisan semangat dan dedikasi. Dari gang sempit Caladi 59, kini menjadi simbol Bandung yang kreatif dan mendunia. Sebuah bukti nyata bahwa dari ide sederhana, kerja keras, dan keyakinan—lahirlah kisah sukses yang bisa menjadi inspirasi bagi generasi wirausaha Indonesia berikutnya.

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)
April 21, 2025