Masjid Mungsolkanas: Masjid Tertua di Bandung yang Berusia Lebih dari 150 Tahun dan Penuh Sejarah

Jabar Tourism
2 minute read
0

Masjid Munsolkanas (sumber: jabarprovgoid)

Berdiri sejak tahun 1869, Masjid Mungsolkanas menjadi salah satu ikon sejarah di Kota Bandung. Masjid ini terletak di Gang Mama Winata, Jalan Cihampelas, RT 02 RW 05, Kelurahan Cipaganti, Kecamatan Coblong, dan dikenal sebagai salah satu masjid tertua di kota ini. Keberadaannya tidak hanya menjadi tempat ibadah, tetapi juga saksi bisu perkembangan masyarakat sekitar selama lebih dari satu abad.


Masjid ini didirikan oleh seorang ulama bernama Kiai Haji Abdulrohim, yang lebih akrab disapa Mama Aden. Berbeda dengan kebanyakan masjid di Indonesia yang biasanya memiliki nama berbahasa Arab, Masjid Mungsolkanas justru memiliki nama yang diambil dari bahasa Sunda.


Menurut Didin, marbot masjid, Mungsolkanas merupakan akronim dari kalimat Sunda ‘Mangga Urang Ngaos Sholawat Ka Kanjeng Nabi SAW’. Nama ini diambil dari filosofi yang terkandung dalam kitab Tankibulkaul, yang mengajarkan bahwa siapa pun yang membaca dan mengamalkan sholawat kepada Nabi Muhammad SAW, doanya akan diterima dan dikabulkan oleh Allah SWT.


Pada awalnya, Masjid Mungsolkanas hanya berupa bangunan panggung sederhana yang terbuat dari bilik bambu. Hal ini wajar mengingat kondisi zaman dahulu yang masih sangat sederhana. Namun, seiring berjalannya waktu, masjid ini mengalami berbagai renovasi besar hingga kini menjadi bangunan permanen dua lantai yang kokoh.


"Bangunan masjid ini berdiri di atas tanah wakaf dari Lantenas, nenek dari Pak Zakaria, yang juga merupakan pengurus pertama masjid ini," ujar Didin. Renovasi terbesar dilakukan pada tahun 2009, yang mengubah bangunan masjid menjadi lebih modern dan nyaman bagi para jamaah.


Peninggalan Bersejarah yang Masih Terjaga

Meskipun bangunan masjid telah mengalami banyak perubahan, beberapa peninggalan bersejarah masih tetap ada hingga saat ini. Salah satu yang paling berharga adalah sebuah Al-Qur’an tulisan tangan yang tersimpan dalam etalase kaca di lantai dua masjid.


Selain itu, terdapat pula batu hitam besar yang diukir dengan nama masjid beserta tahun pendiriannya. Batu ini terletak di depan pintu masuk masjid dan bertuliskan:


"Masjid Mungsolkanas/ Berdiri Tahun 1869/ Mangga Urang Ngaos Sholawat ka Kanjeng Nabi SAW."


Batu ini menjadi simbol kuatnya sejarah masjid yang telah melewati berbagai zaman.


Kegiatan Rutin di Masjid Mungsolkanas

Masjid ini tidak hanya menjadi tempat ibadah, tetapi juga pusat kegiatan keagamaan bagi masyarakat sekitar. Setiap bulan Ramadan, berbagai kegiatan seperti pesantren kilat, tadarus Al-Qur’an, serta pembagian takjil rutin dilaksanakan. Selain itu, shalat tarawih berjamaah juga selalu ramai diikuti oleh masyarakat, termasuk para pejabat daerah.


"Di sini banyak kegiatan, mulai dari Taman Kanak-Kanak (TK), pengajian anak-anak setiap sore, pengajian ibu-ibu setiap Senin, Rabu, dan Sabtu, hingga berbagai program keagamaan lainnya," ungkap Didin. Bahkan, baru-baru ini, seorang pejabat Gubernur juga ikut serta dalam shalat tarawih berjamaah di masjid ini.


Masjid Bersejarah yang Terus Menjadi Pusat Keagamaan

Keberadaan Masjid Mungsolkanas yang telah berusia lebih dari 150 tahun ini membuktikan betapa besarnya peran tempat ibadah dalam perkembangan sosial dan keagamaan masyarakat. Meski bangunan telah mengalami perubahan besar, nilai-nilai yang diajarkan sejak zaman pendirinya tetap dijaga dengan baik.


Bagi siapa pun yang berkunjung ke Bandung, menyempatkan diri untuk singgah di masjid ini bisa menjadi pengalaman spiritual sekaligus mengenal lebih jauh sejarah Islam di kota ini.

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)
April 18, 2025