![]() |
Tari Sintren (sumber : kamerabudaya) |
Kalau kamu pecinta wisata budaya yang unik dan penuh cerita, ada satu kesenian tradisional dari wilayah Cirebon dan sekitarnya yang wajib banget kamu tahu: Tari Sintren. Ini bukan sekadar pertunjukan tari biasa, tapi perpaduan antara seni, spiritualitas, dan mistisme yang bakal membuat bulu kudukmu berdiri.
Tari ini berasal dari daerah pesisir utara Pulau Jawa, khususnya di wilayah Cirebon, Indramayu, Majalengka, Kuningan, hingga Brebes dan Pekalongan. Meski sudah jarang ditampilkan, Tari Sintren tetap menjadi salah satu pertunjukan yang paling dinanti saat ada acara adat atau pertunjukan budaya daerah.
Asal Usul yang Penuh Cinta dan Mistis
Tari Sintren bukan sekadar tarian—ia lahir dari kisah asmara tragis antara Raden Sulandono dan Sulasih dari Desa Kalisasak. Hubungan mereka tak direstui ayah Raden, sang Bupati Kendal pertama. Sang Raden lalu memilih bertapa, sementara Sulasih tetap setia dengan menjadi penari. Sebelum berpisah, sang ibu (Dewi Lanjar) memberi kain bertuah kepada Raden agar bisa bertemu kekasihnya melalui alam gaib.
Singkat cerita, roh bidadari dimasukkan ke tubuh Sulasih, dan saat Raden kembali dan melemparkan kain itu ke tubuh Sulasih, ia pun pingsan—dan roh masuk ke dalam dirinya. Dari sinilah lahir Tari Sintren sebagai sebuah tarian gaib yang hanya bisa dilakukan oleh gadis perawan yang suci, dipandu oleh seorang pawang melalui ritual panjang nan sakral.
Prosesi Mistis yang Bikin Penasaran
Prosesi Tari Sintren dimulai dengan ritual dupan—yakni doa bersama dengan dupa, sesajen, dan alat-alat khusus seperti kurungan dan tali. Penari utama, yang awalnya berpakaian biasa, dibalut kain batik dan diikat tali hingga tampak mustahil dilepas. Lalu sang pawang membacakan mantra dan menempelkan tangannya ke dahi si penari.
Dalam hitungan detik, penari pingsan, ditutup dengan tikar, dan roh pun "dipindahkan" ke dalam kurungan bambu. Ketika kurungan diangkat, penari sudah dalam kostum tari lengkap—berhias rapi dan mengenakan kacamata hitam, meski ia masih dalam keadaan tidak sadar.
Kemudian, penari mulai menari dengan gerakan lemah gemulai, dalam kondisi kesurupan. Di sinilah letak keunikannya—penari tidak sadar, namun tubuhnya bergerak sesuai irama musik dan komando pawang.
Serunya Tradisi ‘Balangan’ dan ‘Temohan’
Yang membuat pertunjukan ini makin seru adalah adanya tradisi balangan, yaitu saat penonton melempar benda ke arah penari. Umumnya berupa uang, dan jika mengenai tubuh penari, ia akan pingsan kembali. Lalu pawang akan "membangunkannya" lagi dengan mantra.
Selain itu, ada juga sesi temohan—di mana penari membawa nampan berkeliling penonton untuk mengumpulkan donasi sukarela. Tapi sesi ini biasanya opsional tergantung panitia acara.
Sepanjang pertunjukan, empat penari pendamping atau dayang juga menari secara sadar, mengiringi penari utama dengan iringan musik gamelan atau orkes modern, tergantung daerah penyelenggara.
Kostum Khas yang Penuh Makna
Penari Sintren biasanya memakai baju golek tanpa lengan, kain jarit, celana cinde, dan hiasan kepala berupa untaian bunga melati (jamang). Kacamata hitam wajib dipakai karena saat menari, si penari selalu dalam kondisi mata terpejam akibat kesurupan.
Semua elemen kostum ini bukan hanya indah, tapi juga punya makna simbolik—mewakili kesucian, kekuatan spiritual, dan identitas kultural si penari.
Kini, Sintren Semakin Langka Tapi Tetap Eksotis
Sayangnya, pertunjukan Tari Sintren kini mulai jarang terlihat, bahkan di daerah asalnya sendiri. Namun, beberapa kelompok seni masih mempertahankannya dengan modifikasi—menambahkan unsur lawakan atau hiburan agar lebih menarik bagi generasi muda.
Meski demikian, nilai budaya dan spiritual dalam tarian ini tetap terjaga. Bagi wisatawan yang ingin menyaksikan sisi lain dari budaya Jawa yang sarat mistik, Tari Sintren adalah pengalaman wisata budaya yang tak terlupakan.
Tips Jika Ingin Menyaksikan Tari Sintren Langsung
- Kunjungi daerah seperti Indramayu atau Cirebon saat ada acara budaya tahunan.
- Hubungi komunitas seni lokal untuk tahu jadwal pementasan terbaru.
- Datang dengan sikap terbuka dan hormat—ingat, ini bukan sekadar hiburan, tapi warisan budaya sakral.
Jadi, jika kamu sedang liburan ke Jawa Barat atau Jawa Tengah, sempatkan waktu untuk menelusuri pertunjukan ini. Tari Sintren bukan hanya soal tarian, tapi kisah cinta, keyakinan, dan roh-roh yang menari bersama dalam alunan tradisi.