Museum Megalodon Sukabumi: Menggali Rahasia Laut Purba dari Gigi Sang Predator

Jabar Tourism
0

Museum Megalodon Sukabumi (sumber: google maps/Malindra Rachim Syah)

Bayangkan kamu sedang berdiri di hadapan sepotong gigi hiu—bukan hiu biasa, melainkan Megalodon, predator laut raksasa yang pernah menguasai samudra jutaan tahun lalu. Kini, kamu tidak perlu membayangkannya lagi. Cukup datang ke Museum Megalodon Sukabumi, dan pengalaman menyelam ke masa lalu laut purba bisa kamu rasakan langsung, nyata di depan mata.


Terletak di sudut tenang Desa Gunung Sungging, Kecamatan Surade, Kabupaten Sukabumi, museum ini menjadi semacam ‘mesin waktu’ yang membawa pengunjung menelusuri kehidupan bawah laut zaman prasejarah. Bukan hanya sekadar menyuguhkan deretan fosil tua, Museum Megalodon menawarkan pendekatan edukatif yang menyenangkan dan interaktif. Cocok bagi siapa pun yang ingin tahu lebih banyak tentang kehidupan sebelum manusia mendominasi bumi.


Dari Fosil Gigi hingga Geopark Dunia

Awal mula museum ini terbilang unik. Semua berawal dari temuan gigi-gigi aneh oleh warga sekitar saat menggali di area perbukitan dan sungai. Siapa sangka, temuan tersebut adalah gigi Megalodon, hiu purba yang panjang tubuhnya bisa mencapai lebih dari 15 meter. Fosil-fosil ini kemudian dikumpulkan dan menjadi cikal bakal berdirinya museum. Diresmikan pada tahun 2021, Museum Megalodon kini menjadi bagian dari upaya pelestarian geologi dan edukasi masyarakat, sekaligus destinasi wisata lokal yang potensial.


Lebih dari 500 fosil kini menjadi koleksi museum. Tidak hanya gigi Megalodon, kamu juga bisa menemukan fosil kerang, tulang paus, hingga batuan laut berusia jutaan tahun. Koleksi-koleksi ini menyiratkan satu fakta besar: wilayah selatan Sukabumi dulunya merupakan bagian dari dasar laut purba di masa Miosen, sekitar 12 hingga 23 juta tahun yang lalu.


Menariknya lagi, pada pertengahan tahun 2025, museum ini mendapat perhatian dari dua asesor UNESCO yang datang langsung untuk menilai potensi kawasan ini sebagai bagian dari situs warisan dunia. Ini bukan hanya bentuk pengakuan terhadap nilai ilmiah, tapi juga potensi besar pariwisata edukatif di Sukabumi.


Bukan Museum Biasa: Lebih Dekat, Lebih Nyata

Apa yang membuat museum ini berbeda? Di sini, kamu tidak hanya melihat dari balik kaca. Beberapa fosil bisa dipegang langsung oleh pengunjung—sebuah pendekatan edukasi yang jarang ditemukan di museum lainnya. Anak-anak dan pelajar akan merasa seperti peneliti cilik saat menyentuh fosil asli yang berumur jutaan tahun.


Museum ini juga dilengkapi dengan diorama dan display interaktif yang menyenangkan. Tur terpandu tersedia bagi rombongan keluarga maupun sekolah, menjadikan kunjungan ke sini terasa seperti petualangan ilmiah yang menyenangkan.


Akses, Fasilitas, dan Jam Operasional

Museum Megalodon terletak sekitar 4 jam perjalanan dari pusat Kota Sukabumi. Rutenya bisa ditempuh melalui jalur Palabuhanratu – Jampangkulon – Surade. Dari sana, tinggal mengikuti arah menuju Desa Gunung Sungging. Tersedia area parkir cukup luas, petunjuk jalan yang jelas, serta fasilitas umum seperti toilet, musala, dan warung makanan.


Museum buka setiap hari mulai pukul 08.00 hingga 17.00 WIB, dan khusus akhir pekan, buka lebih lama hingga 21.00 WIB. Dengan rating Google mencapai 4,7 dari 5 berdasarkan puluhan ulasan, museum ini jelas meninggalkan kesan yang mendalam bagi pengunjungnya.


Lebih dari Sekadar Tempat Wisata

Tidak hanya fokus pada kunjungan wisata, Museum Megalodon juga aktif dalam kegiatan edukasi di luar ruang. Program seperti Museum Goes to School menjadi jembatan antara ilmu geologi dan generasi muda. Sekolah-sekolah di sekitar Sukabumi kerap dikunjungi tim museum untuk mengenalkan ilmu fosil, geologi, dan sejarah alam secara langsung kepada siswa.


Museum ini juga bersanding erat dengan konsep desa wisata dan konservasi alam. Di kawasan sekitar, terdapat penangkaran penyu di Pantai Pangumbahan yang bisa menjadi paket wisata edukatif tambahan bagi keluarga yang berkunjung.


Museum Megalodon bukan sekadar tempat menyimpan fosil, tetapi merupakan perwujudan kolaborasi antara masyarakat, pemerintah, dan sains. Tempat ini menjadi ruang belajar hidup tentang sejarah bumi yang jauh lebih tua dari peradaban manusia. Setiap gigi Megalodon, setiap fragmen kerang purba, menjadi cerita yang menghubungkan masa lalu, kini, dan masa depan.


Jadi, jika kamu sedang mencari wisata keluarga yang unik, edukatif, dan penuh inspirasi di Sukabumi—Museum Megalodon adalah jawabannya. Sebuah tempat di mana sains menjadi cerita, dan masa lalu menjadi pelajaran yang menyenangkan.

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)