Es Goyobod, Warisan Kuliner Garut yang Tetap Bikin Adem Sejak Zaman Kolonial

Jabar Tourism
0

Es Goyobod Garut (sumber : Tamtomo Vision)

Kalau kita bicara soal minuman yang bisa menyegarkan tenggorokan sekaligus membawa nostalgia masa lalu, Es Goyobod mungkin jadi salah satu jawabannya. Perjalanan saya ke Garut belum lengkap rasanya kalau belum duduk santai sambil menyeruput semangkuk Es Goyobod di tengah teriknya matahari siang. Tapi, siapa sangka, di balik kesegarannya yang menggoda, Es Goyobod menyimpan cerita panjang yang sudah ada sejak masa penjajahan Belanda.


Dari "Basah Kuyup" Jadi Minuman Legendaris 

Nama "Goyobod" sendiri berasal dari bahasa Sunda yang merupakan serapan dari bahasa Belanda, yang artinya kira-kira "basah kuyup". Maknanya cukup relevan sih—karena saat kita menyeruput Es Goyobod, sensasinya memang bikin sejuk dari kepala sampai kaki. Dingin, manis, dan gurih bercampur dalam satu mangkuk, membuat siapapun yang mencobanya pasti ingin tambah lagi.


Minuman ini pertama kali dikenalkan oleh seorang pria bernama Aca, yang berasal dari daerah Cibatu, Garut. Pada tahun 1943, di tengah kepanikan peristiwa Bandung Lautan Api, Aca memutuskan menetap di Garut dan mulai menjajakan es buatannya yang belakangan dikenal dengan nama Es Goyobod. Siapa sangka, dari kesederhanaan itu lahir satu sajian legendaris yang kini jadi ikon kuliner khas Garut.


Bukan Sekadar Es Campur Biasa 

Es Goyobod (sumber: pinterest)

Banyak yang menyamakan Es Goyobod dengan es campur, padahal keduanya punya perbedaan mencolok. Komponen utama dalam Es Goyobod adalah hunkwe—tepung yang terbuat dari sari pati kacang hijau. Dibandingkan tepung terigu, tekstur hunkwe sedikit lebih kasar dan menghasilkan adonan kenyal yang khas saat diolah. Potongan hunkwe inilah yang memberikan rasa unik saat berpadu dengan santan, susu kental manis, kelapa muda, dan potongan roti tawar.


Banyak juga yang percaya kalau Es Goyobod merupakan hasil akulturasi budaya Tionghoa. Bukan tanpa alasan, karena tepung hunkwe juga lazim digunakan dalam berbagai sajian makanan dan minuman Tionghoa, seperti kue lapis atau wedang khas negeri tirai bambu. Jadi, bisa dibilang Es Goyobod adalah bentuk perpaduan selera Nusantara dengan pengaruh Tionghoa yang melekat di dalamnya.


Harga Bersahabat, Rasa Tetap Melegenda 

Kalau kamu berencana melancong ke Garut atau sekadar lewat, sempatkan mencicipi Es Goyobod yang bisa kamu temui di berbagai sudut kota. Harganya pun sangat ramah di kantong, mulai dari Rp7.000 hingga Rp10.000, tergantung lokasi dan isian tambahan. Ada juga varian modern dengan topping kekinian seperti keju parut, boba, atau bahkan potongan durian!


Beberapa penjaja Es Goyobod legendaris di Garut bahkan telah bertahan puluhan tahun, seperti Es Goyobod Mang Aca yang konon disebut sebagai penerus langsung dari si penemu pertama. Tempatnya sederhana, tapi pembelinya mengular. Banyak yang datang dari luar kota hanya untuk menuntaskan rasa penasaran akan rasa "asli Goyobod Garut".


Es Goyobod di Era Kekinian 

Kini, Es Goyobod tak hanya bisa dinikmati di Garut saja. Di berbagai kota besar seperti Bandung dan Jakarta, sudah mulai bermunculan kafe dan gerobak kaki lima yang menjual Es Goyobod dengan kemasan modern dan sentuhan kekinian. Meski tampilannya sedikit berubah, tapi esensi rasa dan tradisi dari minuman ini tetap dipertahankan.


Bahkan, beberapa UMKM di Garut mulai memproduksi bubuk hunkwe instan siap pakai dan varian Es Goyobod dalam bentuk frozen food, agar bisa dinikmati lebih praktis dan tahan lama. Ini jadi salah satu upaya kreatif untuk menjaga eksistensi kuliner tradisional agar tetap relevan di tengah gempuran tren makanan global.


Jadi, kapan kamu terakhir kali menyeruput segarnya Es Goyobod? Kalau belum, yuk masukin ke wishlist kuliner wajib coba saat ke Garut. Karena di balik semangkuk es sederhana ini, tersimpan jejak sejarah, akulturasi budaya, dan tentu saja rasa yang tak lekang oleh waktu.



Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)