Menilik Keunikan Kohkol Kabuyutan di Cibeureum Kabupaten Ciamis

Jabar Tourism
2 minute read
0


Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, dikenal sebagai daerah yang kaya akan budaya dan tradisi. Salah satu warisan budaya yang unik dan penuh misteri terdapat di Desa Cibeureum, Kecamatan Sukamantri, yaitu Kohkol Kabuyutan.


Dalam bahasa Indonesia, kohkol mirip dengan kentongan, namun kohkol terbuat dari kayu, sedangkan kentongan biasanya dibuat dari bambu. Alat komunikasi tradisional ini tidak hanya menjadi saksi bisu sejarah, tetapi juga menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas masyarakat setempat selama ratusan tahun.


Kohkol Kabuyutan, yang secara harfiah berarti "gong leluhur" atau "kentongan leluhur," disimpan di Galeri Desa Cibeureum. Alat ini memiliki bentuk unik menyerupai lampu dengan panjang sekitar 1,8 meter. Dibuat dari kayu pilihan yang mampu bertahan terhadap perubahan zaman, kohkol ini dahulu digunakan oleh leluhur sebagai alat komunikasi utama, terutama untuk menyampaikan pesan-pesan penting.


Menurut Aa Mulyana, Kepala Pengelolaan Objek Wisata Desa Cibeureum, Kohkol Kabuyutan memiliki kode komunikasi tersendiri. Misalnya, tiga kali pukulan menunjukkan kabar duka, sementara pukulan berulang kali menandakan adanya bencana, seperti kebakaran. Fungsi ini sangat penting pada masanya, terutama ketika teknologi modern seperti telepon belum dikenal.


“Dahulu, Kohkol Kabuyutan menjadi alat andalan untuk menyampaikan informasi. Hal ini menunjukkan betapa cerdas dan adaptifnya leluhur kita dalam menciptakan teknologi lokal,” ujar Aa Mulyana, Jumat (27/12/2024).


Namun, keberadaan Kohkol Kabuyutan tidak hanya menarik dari sisi sejarah, tetapi juga karena aura mistis yang melingkupinya. Masyarakat setempat meyakini bahwa Kohkol Kabuyutan memiliki penjaga tak kasat mata yang dalam bahasa Sunda disebut "nyanding." Penjaga ini diyakini sebagai makhluk gaib yang melindungi keutuhan dan keberadaan Kohkol Kabuyutan hingga kini.


Berbagai kisah mistis sering terdengar di sekitar Kohkol Kabuyutan, mulai dari suara ketukan yang terdengar tanpa sebab hingga pengalaman-pengalaman aneh yang dialami oleh warga desa atau wisatawan.


Saat ini, Kohkol Kabuyutan tidak hanya menjadi peninggalan sejarah, tetapi juga simbol budaya yang hidup. Setiap tahun, Desa Cibeureum mengadakan acara Nyawang Bulan, sebuah pertunjukan budaya yang menggabungkan seni, tradisi, dan spiritualitas. “Kohkol Kabuyutan memiliki peran penting dalam acara ini sebagai ikon yang menghubungkan masyarakat dengan leluhur mereka,” tambahnya.


Selain itu, Kohkol Kabuyutan juga menjadi daya tarik wisata desa yang berfokus pada pelestarian budaya lokal. Acara ini melibatkan seniman, budayawan, dan masyarakat untuk memperkuat rasa kebersamaan dan cinta terhadap tradisi.


Upaya melestarikan Kohkol Kabuyutan merupakan bentuk komitmen Desa Cibeureum untuk menjaga warisan budaya. Kohkol ini tidak hanya menjadi simbol masa lalu, tetapi juga mengingatkan nilai-nilai luhur yang harus diwariskan kepada generasi mendatang.


“Kohkol Kabuyutan bukan sekadar alat komunikasi, tetapi juga mata rantai spiritual dan budaya yang sangat berharga bagi masyarakat kita,” ujar Aa Mulyana.


Melalui keberadaan Kohkol Kabuyutan, Desa Cibeureum tidak hanya melestarikan jejak leluhur, tetapi juga membuktikan bahwa tradisi dapat menjadi fondasi kokoh untuk membangun masa depan. Tradisi ini menjadi bukti nyata bahwa nilai-nilai budaya dapat bertahan di tengah arus modernisasi, memberikan identitas yang unik bagi masyarakat Cibeureum dan Ciamis secara keseluruhan.


Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)