Kalua Jeruk Khas Ciwidey Warisan Kuliner yang Ada Sebelum Indonesia Merdeka

Jabar Tourism
2 minute read
0


Kalua jeruk merupakan salah satu kuliner tradisional khas Ciwidey, Jawa Barat, yang memiliki akar sejarah mendalam. Manisan ini pada awalnya diciptakan sebagai cara untuk mengawetkan jeruk yang melimpah di kawasan pegunungan Ciwidey. Jeruk yang digunakan adalah jenis jeruk bali dengan daging tebal dan tekstur padat. Proses pengolahannya melibatkan perebusan jeruk bersama gula, menciptakan tekstur kenyal dan rasa manis khas yang membuatnya istimewa.


Dalam sejarahnya, kalua jeruk telah menjadi bagian penting dari kehidupan masyarakat Ciwidey sejak era kolonial. Awalnya, manisan ini dibuat sebagai solusi untuk mengolah hasil panen jeruk yang melimpah agar tidak terbuang percuma. Selain menjadi panganan sehari-hari, kalua jeruk juga sering digunakan dalam acara adat masyarakat Sunda, mempertegas posisinya sebagai bagian dari tradisi lokal. Hingga kini, kehadiran kalua jeruk terus dipertahankan dan bahkan berkembang sebagai salah satu simbol kuliner ikonik Ciwidey.


Keunikan dalam Setiap Prosesnya

Kalua jeruk memiliki keunikan tersendiri, terutama dalam metode pembuatannya. Proses awal dimulai dengan merendam jeruk dalam air kapur untuk menghilangkan rasa pahit pada kulitnya. Kemudian, jeruk tersebut direbus dengan gula hingga mengental, menghasilkan manisan yang kenyal dengan rasa manis berpadu sedikit asam alami. Kombinasi ini menjadikan kalua jeruk berbeda dari manisan lainnya.


Salah satu daya tarik kalua jeruk adalah sifatnya yang alami tanpa tambahan bahan pengawet. Gula yang digunakan berperan sebagai pengawet alami, sehingga manisan ini bisa bertahan lama meskipun disimpan dalam waktu yang cukup panjang. Hal ini menjadikannya tak hanya sekadar oleh-oleh, tetapi juga lambang kreativitas masyarakat lokal dalam mempertahankan tradisi melalui pendekatan yang inovatif. Bahkan


Kalua Jeruk Resmi Menjadi WBTb Jawa Barat 2024

Pada tahun 2024, kalua jeruk mendapatkan pengakuan resmi sebagai salah satu Warisan Budaya Tak Benda (WBTb) Jawa Barat. Penghargaan ini diberikan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Barat sebagai bentuk apresiasi terhadap nilai sejarah dan budaya yang terkandung di dalamnya.


Alasan utama pengakuan ini adalah nilai historis kalua jeruk yang erat kaitannya dengan kehidupan masyarakat Ciwidey, serta kemampuan mereka menjaga keaslian proses pembuatannya hingga kini. Produk kuliner ini juga dianggap sebagai simbol ketahanan pangan lokal yang memanfaatkan hasil pertanian secara kreatif. Dengan status ini, pemerintah berharap kalua jeruk tidak hanya dilestarikan tetapi juga dikenal lebih luas, baik di tingkat nasional maupun internasional.


Selain itu, pengakuan ini membuka peluang besar bagi kalua jeruk untuk menjadi salah satu daya tarik wisata kuliner unggulan. Wisatawan yang datang ke Ciwidey dapat menyaksikan langsung proses pembuatannya sekaligus membelinya sebagai oleh-oleh khas. Dengan status WBTb, kalua jeruk kini tidak hanya dikenal sebagai manisan biasa, tetapi juga sebagai produk budaya yang memiliki nilai sejarah, ekonomi, dan identitas lokal yang kuat.


Kebanggaan Warisan Kuliner Nusantara

Kalua jeruk khas Ciwidey adalah bukti nyata betapa kayanya warisan kuliner tradisional Indonesia. Dengan proses pembuatan yang unik dan rasa khasnya, manisan ini mampu mempertahankan eksistensinya hingga kini. Pengakuan sebagai WBTb Jawa Barat 2024 menjadi tonggak penting dalam menjaga kelestarian kuliner lokal.


Tidak hanya sekadar oleh-oleh yang lezat, kalua jeruk kini menjadi bagian dari identitas budaya masyarakat Ciwidey yang patut dibanggakan. Produk ini bukan hanya hasil kreativitas kuliner, tetapi juga simbol kekayaan budaya yang terus diwariskan dari generasi ke generasi.


Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)