Kisah Sukses Citampi Stories: RPG Lokal yang Jadi Cermin Kehidupan Indonesia

Jabar Tourism
3 minute read
0

Citampi Stories (sumber : pinterest)

Video game kini bukan cuma sekadar hiburan, tapi sudah jadi bagian dari gaya hidup lintas generasi. Mulai dari anak-anak hingga orang dewasa, semuanya pernah larut dalam dunia game sebagai pelarian dari penatnya kehidupan. Di tengah dominasi game-game luar negeri, siapa sangka ada game buatan anak bangsa yang tak kalah seru dan menyentuh? Inilah Citampi Stories: Love Life RPG, game buatan lokal yang membawa cita rasa Indonesia ke dalam layar smartphone kita.


Buat kamu yang tumbuh di era 90-an, mungkin masih ingat masa-masa keemasan Playstation generasi awal. Tapi seiring berjalannya waktu, industri game terus berevolusi. Dulu kita harus beli kaset fisik buat main, sekarang cukup lewat HP, semua jadi lebih simpel. Game online gratisan pun menjamur, makin mendekatkan semua orang ke dunia virtual. Apalagi saat pandemi, video game jadi penyelamat rasa bosan yang ampuh.


Nah, di tengah gempuran game dari luar negeri, muncullah Citampi Stories, game buatan Indonesia yang hadir dengan nuansa lokal yang kental. Game ini adalah karya dari Ikan Asin Production, studio game asal Cimahi yang didirikan oleh sosok kreatif bernama Banu Adhimuka.


Banu bukan orang baru di dunia kreatif. Sejak 2012, ia telah mendirikan Ikaan Studio, yang menyediakan layanan kreatif mulai dari pembuatan game, ilustrasi, animasi, komik, hingga software. Tapi hasratnya untuk menciptakan sesuatu yang lebih personal dan bermakna membuatnya melahirkan Ikan Asin Production sebagai rumah khusus untuk karya game-nya sendiri.


Ikan Asin Production

Nama “Ikan Asin” sendiri bukan sekadar unik, tapi sarat makna. “Ikan itu lincah dan fleksibel, dan bisa juga dibaca ‘I can’, artinya kami selalu optimis bahwa kami bisa,” jelas Banu. Nama ini juga merefleksikan masa-masa awal perjuangan timnya yang sering makan ikan asin—murah meriah tapi penuh semangat.


Proses pengembangan Citampi Stories bukan perkara gampang. Butuh waktu dua tahun untuk merampungkannya, dan jalan yang ditempuh tak selalu mulus. Di awal, tim beranggotakan tujuh orang, namun seiring waktu, Banu harus melanjutkan proyek ini sendirian karena kendala internal. Meski begitu, ia melihat sisi positif dari situasi tersebut. “Sendiri memang berat, tapi justru jadi lebih cepat dan efisien karena nggak ada miskomunikasi,” ungkapnya.


Game yang dikembangkan sejak 2017 ini banyak terinspirasi dari kehidupan nyata di sekitar Banu. Semua berawal dari obrolan santai di studio, lalu berlanjut dengan mengamati lingkungan sekitar: minimarket, tempat makan, pom bensin, bahkan aktivitas warga seperti bapak-bapak memancing atau anak muda nongkrong di McD. Lokasi-lokasi ini kemudian diolah menjadi latar dalam game, dan nama Citampi pun diambil dari plesetan nama kota asal mereka—Cimahi.


Karakter-karakter dalam game juga tak kalah menarik. Banyak di antaranya terinspirasi dari orang-orang di sekitar studio. “Kita ambil karakter unik dari teman-teman di studio, lalu kita hiperbolakan supaya lebih seru buat dikembangkan,” kata Banu. Bahkan ada karakter kasir minimarket yang terinspirasi dari fenomena umum di Indonesia—godaan ringan dari pelanggan. Hal-hal kecil ini menjadikan Citampi Stories terasa begitu dekat dengan keseharian kita.


Ceritanya sendiri pun relatable banget. Berawal dari kisah seorang pemuda yang merantau ke kota demi memperbaiki nasib keluarga—tema yang sangat familiar bagi banyak orang Indonesia. “Kalau game luar biasanya soal warisan tanah, di Indonesia lebih banyak anak muda yang merantau setelah lulus sekolah. Itu yang saya angkat jadi cerita utama,” ungkap Banu, lulusan Desain Komunikasi Visual ITB.


Yang menarik, Citampi Stories juga dibangun secara mandiri, tanpa dukungan dana besar atau investor. Pendapatan awal hanya berasal dari in-app purchase seperti paket premium. Namun, bagi Banu, uang bukan tujuan utama. “Saya hanya ingin game lokal bisa dinikmati banyak orang, dan mengenalkan budaya Indonesia lewat cerita yang sederhana,” katanya.


Kini, Citampi Stories telah mendapat rating tinggi di Play Store dan App Store—mencapai 4,6 dari 5. Tak heran jika game ini jadi perbincangan hangat di kalangan gamer lokal. Banu pun tak berhenti di sini. Ia terus mengembangkan fitur-fitur baru, seperti adopsi kucing dan anjing dari jalanan, bukan beli dari pet shop—lagi-lagi, sentuhan khas Indonesia yang unik dan menyentuh.


Bagi Banu, Citampi Stories adalah bentuk cinta pada negeri sendiri. Game ini bukan sekadar permainan, tapi juga medium untuk mengangkat budaya, cerita, dan nilai-nilai lokal yang mungkin tak banyak disorot. Semoga kisah inspiratif dari balik layar Citampi Stories bisa memacu semangat kita untuk terus berkarya dan bangga jadi bagian dari Indonesia.

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)