![]() |
Mie Bakso Appolo Bogor (sumber: pinterest) |
Jika bicara soal kekayaan kuliner, Bogor seakan tak pernah kehabisan cerita. Dari kaki lima yang merakyat hingga kedai legendaris yang bertahan lintas generasi, Kota Hujan punya daya pikat tersendiri bagi para penikmat rasa. Di balik udara sejuk dan suasana yang menenangkan, tersembunyi berbagai rasa autentik yang seolah menyimpan jejak sejarah panjang. Salah satu ikon kuliner yang tak bisa dilewatkan adalah sebuah kedai mie yang bukan hanya menyajikan cita rasa lezat, tetapi juga menyimpan kisah tentang semangat membangun dan bertahan dalam waktu.
Di tengah geliat kuliner modern, Mie Bakso Apollo tetap menjadi primadona bagi warga Bogor dan para pelancong. Berdiri pertama kali pada tahun 1968, kedai ini punya sejarah yang unik dan tak biasa. Namanya terinspirasi dari peristiwa monumental kala itu: peluncuran pesawat luar angkasa Apollo yang membawa tiga astronot Amerika melintasi angkasa. Harapan besar ikut disematkan dalam nama itu—agar usaha ini bisa “melesat tinggi” dan bertahan sepanjang masa.
Didirikan oleh pasangan Lie Kie Thay dan Tjia Phoe Kiaw, Mie Bakso Apollo sempat menjadi primadona di masanya, hingga harus menghentikan operasional sekitar tahun 1973 karena beberapa kendala. Namun semangat keluarga tak pernah padam. Putra mereka, Harry Tjahjadi—yang akrab disapa Aliong—membuktikan bahwa warisan rasa bisa dihidupkan kembali. Di tahun 1996, ia memulai segalanya dari nol, merintis kembali usaha ini dari sebuah kios kecil berukuran 6 x 2,5 meter di Penampungan Pasar Anyar pascakebakaran. Perjuangan yang tidak mudah, tapi berbuah manis empat tahun kemudian ketika popularitas Apollo kembali meroket.
Cita rasa yang ditawarkan pun tak berubah sejak pertama kali diperkenalkan ke publik. Konsistensi rasa inilah yang membuat Apollo tetap dicintai. Dari mie ayam, bakso, bihun, kwetiaw, hingga nasi tim dan pangsit rebus, semuanya disajikan dengan kualitas yang dijaga ketat. “Saya turun langsung untuk kontrol kualitas,” ujar Aliong, yang lahir di Bandung pada 15 September 1955.
![]() |
Mie Bakso Appolo Bogor (sumber: pinterest) |
Saat ini, Mie Bakso Apollo memiliki beberapa cabang di titik-titik strategis kota seperti Plaza Jambu Dua, Lippo Plaza Bogor, dan di samping Pusat Grosir Bogor. Selain menjaga kualitas rasa, kenyamanan pelanggan juga menjadi perhatian serius. Salah satu inovasi kecil namun berarti adalah penggunaan sofa empuk di salah satu cabangnya—pengalaman makan yang lebih santai dan bersahabat.
Hebatnya lagi, kedai ini bisa menjual hingga 2,5 kuintal mie saat akhir pekan. Jumlah yang fantastis untuk sebuah bisnis keluarga. Tidak heran jika usaha ini pernah diganjar penghargaan dari perusahaan bahan makanan sebagai tempat makan mie ayam favorit.
Aliong tak pernah merasa gentar dengan persaingan. Baginya, kompetitor justru menjadi pemacu untuk terus berinovasi dan memberikan yang terbaik. “Persaingan itu sehat, yang penting kita tetap jaga kualitas dan pelayanan,” tegasnya.
Menatap ke depan, Aliong tengah mempersiapkan ekspansi ke luar kota. Jakarta dan Bandung disebut sebagai target selanjutnya. Harapannya sederhana: agar semakin banyak orang bisa mencicipi kelezatan yang lahir dari ketekunan dan mimpi besar.
Dari sebuah nama yang terinspirasi langit, kini Apollo telah menjadi bagian dari kenangan rasa banyak orang. Mie Bakso Apollo bukan sekadar tempat makan—ia adalah warisan yang terus hidup dalam setiap mangkuk yang tersaji.