Pesona Keindahan Situ Cisanti: Surga Tersembunyi di Titik Nol Citarum

Jabar Tourism
2 minute read
0

Situ Cisanti Bandung (sumber : pinterest)

Di balik sejuknya udara Bandung Selatan, tersembunyi sebuah tempat yang memesona, seakan memanggil siapa pun yang rindu dengan pelukan alam. Namanya Situ Cisanti—sebuah danau yang tak hanya menawan dari sisi pemandangan, tapi juga menyimpan nilai sejarah dan ekologis yang tak ternilai. Terletak di kaki Gunung Wayang, tempat ini jadi titik awal mengalirnya Sungai Citarum, sungai legendaris yang selama ini menghidupi jutaan penduduk Jawa Barat.


Udara dingin yang menyambut sejak kaki pertama menginjak tanahnya, berpadu dengan suara gemericik air dari beberapa mata air yang mengalir lembut ke danau. Dari kejauhan, Gunung Wayang berdiri gagah seperti pelindung alam ini. Begitu sampai di bibir Situ, rasanya seperti memasuki dimensi lain—jauh dari hiruk-pikuk kota, hanya ada ketenangan, udara bersih, dan panorama yang bikin enggan pulang.


Tak banyak yang tahu, bahwa tempat indah ini juga merupakan "kilometer nol" dari Sungai Citarum. Artinya, segala aliran besar yang bermuara ke sungai legendaris itu bermula dari titik kecil yang jernih di sini. Di kawasan Desa Tarumajaya, Kecamatan Kertasari, Situ Cisanti berdiri tenang, menjaga aliran yang jadi urat nadi kehidupan Jawa Barat.


Nol Kilometer Citarum (sumber: pinterest)

Menariknya, nama "Cisanti" sendiri punya kisah tersendiri. Menurut cerita masyarakat setempat, nama itu diberikan sebagai penghormatan untuk seorang ibu bernama Santiniah yang wafat di kawasan tersebut. Dari kisah lokal itulah nama Cisanti hidup dan dikenal sampai sekarang—perpaduan antara alam dan sejarah yang lekat dengan kearifan lokal.


Kini, pengelolaan kawasan ini berada di bawah koordinasi Perkebunan Kertasari, Perhutani, dan BBWS (Balai Besar Wilayah Sungai) Citarum. Mereka bahu-membahu menjaga kelestarian ekosistem danau, karena apa yang terjadi di Situ Cisanti akan berdampak besar terhadap kualitas air Citarum ke hilir. Pelestarian alam di sini bukan sekadar menjaga tempat wisata, melainkan menjaga kehidupan jutaan orang.


Namun, pesona Situ Cisanti tak berhenti pada fungsi ekologisnya. Tempat ini juga makin populer sebagai destinasi wisata alam. Banyak pengunjung yang datang untuk sekadar bersantai di pinggir danau, berfoto dengan latar kabut pagi yang tipis, atau naik perahu menyusuri permukaan air yang tenang sambil menikmati hijaunya pepohonan sekitar. Suasananya begitu tenang dan damai, cocok bagi mereka yang ingin mengistirahatkan jiwa dari rutinitas.


Berkat letaknya yang berada di ketinggian, suhu udara di Situ Cisanti tetap sejuk meski matahari sudah tinggi. Pemandangan pagi hari adalah waktu terbaik untuk menikmati keindahannya—kabut tipis menyelimuti permukaan air, sinar mentari perlahan menerobos sela-sela pepohonan, dan suara burung liar jadi latar musik alami yang menenangkan.


Bagi yang ingin berkunjung, ada dua rute utama menuju ke sana. Jalur pertama adalah melalui Ciwastra – Ciparay – Pacet – Cibeureum – Kertasari dengan jarak sekitar 55 kilometer dari pusat kota Bandung. Sementara jalur kedua bisa ditempuh lewat rute Pameungpeuk – Banjaran – Cimaung – Pangalengan – Perkebunan Malabar – Perkebunan Sentosa – hingga akhirnya sampai ke Cisanti, dengan jarak tempuh kurang lebih 70 kilometer.


Situ Cisanti bukan sekadar tempat berlibur. Ia adalah titik awal, baik dari segi geografis maupun spiritual. Titik awal Sungai Citarum, titik awal kesadaran akan pentingnya menjaga alam, dan mungkin juga titik awal dari cerita baru yang akan kamu temukan saat pertama kali menjejakkan kaki di sana.

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)
June 24, 2025