Mengenal Kesenian Mamaos Cianjur, Seni Vokal Sunda yang Penuh Makna dan Sejarah

Jabar Tourism
0

Kesenian Mamaos Cianjur (sumber : jelajahsenisunda)

Saat menyusuri jalur wisata budaya di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, tak lengkap rasanya jika belum mengenal salah satu kekayaan seni lokal yang penuh makna: Mamaos atau yang lebih dikenal dengan Tembang Cianjuran. Seni vokal khas Sunda ini bukan hanya suguhan musik semata, tetapi juga merupakan ekspresi nilai spiritual, sejarah, dan filosofi hidup masyarakat Tatar Sunda.


Mamaos menjadi salah satu alasan mengapa wisata budaya di Cianjur patut dicoba. Alunan lembut suara vokal yang berpadu dengan petikan kacapi indung, kacapi rincik, suling, dan sesekali rebab, menciptakan suasana magis yang sarat makna. Seni ini sangat cocok dinikmati dalam suasana tenang, misalnya saat berkunjung ke sanggar budaya, acara adat, atau festival seni tradisional yang digelar di Cianjur dan sekitarnya.


Asal-Usul Mamaos: Warisan dari Dalem Pancaniti

Mamaos lahir dari tangan Bupati Cianjur pada abad ke-19, Raden Aria Adipati Kusumahningrat, yang lebih dikenal dengan sebutan Dalem Pancaniti. Berangkat dari seni pantun masa Kerajaan Pajajaran, beliau mengembangkan seni vokal ini sebagai media dakwah yang menyampaikan nilai-nilai keagamaan dan kebijaksanaan hidup melalui lagu dan pujian kepada Sang Pencipta.


Kata Mamaos sendiri berarti “membaca” atau “melafalkan”. Di masa lalu, tembang ini hanya bisa dibawakan oleh kaum laki-laki, namun mulai abad ke-20, perempuan pun mulai tampil sebagai penyanyi Mamaos, seperti Rd. Siti Sarah dan Nyi Mas Saodah.


Perjalanan Mamaos Menjadi Tembang Cianjuran

Seiring penyebarannya ke luar Cianjur, masyarakat luar mulai menyebut kesenian ini sebagai Tembang Sunda Cianjuran. Istilah ini semakin dikenal ketika Radio NIROM Bandung menyiarkannya pada tahun 1930-an, dan akhirnya diresmikan dalam Musyawarah Tembang Sunda se-Pasundan di Bandung pada tahun 1962.


Mamaos bukan sekadar musik. Lirik-liriknya yang disebut rumpaka menyampaikan petuah kehidupan, ajaran untuk menghormati sesama, menerima perbedaan, dan menjaga persatuan. Tema-tema lagunya mengajak pendengar untuk menghargai nilai-nilai luhur serta mengenang jasa para leluhur yang telah menciptakan budaya adi luhung ini.


Daya Tarik Budaya yang Mulai Langka

Sayangnya, seiring perkembangan zaman, kesenian Mamaos mulai jarang dipentaskan. Para pelakunya sebagian besar berasal dari generasi tua, dan hanya sedikit anak muda Cianjur yang mengenalnya. Namun begitu, Mamaos masih sering tampil dalam acara hajatan seperti pernikahan, khitanan, dan kegiatan budaya lainnya sebagai hiburan berkelas dan sarana mempererat silaturahmi.


Pada tahun 2015, Tembang Cianjuran resmi diakui sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia, menegaskan posisinya sebagai kekayaan budaya yang harus dijaga dan dilestarikan.


Menikmati Mamaos dalam Paket Wisata Budaya Cianjur

Bagi wisatawan yang tertarik mengeksplorasi wisata budaya di Jawa Barat, terutama di Cianjur, menikmati pertunjukan Mamaos bisa menjadi pengalaman yang tak terlupakan. Beberapa sanggar seni di Cianjur masih aktif menampilkan pertunjukan ini, baik dalam bentuk latihan terbuka maupun agenda seni tahunan. Anda juga bisa mengikuti workshop atau diskusi budaya untuk lebih memahami makna di balik setiap syair tembang.


Jika Anda ingin menyaksikan pertunjukan Mamaos secara langsung, cobalah datang ke event-event budaya lokal atau berkunjung ke pusat pelestarian seni Sunda di Cianjur. Selain menyaksikan seni vokal yang memesona, Anda juga akan belajar menghargai betapa kayanya nilai-nilai lokal yang tersimpan dalam setiap alunan musik tradisional ini.


Mamaos atau Tembang Cianjuran ini bukan hanya sebuah seni, akan tetapi cerminan dari kehidupan, spiritualitas, dan kecintaan masyarakat Sunda terhadap harmoni. Jika Anda adalah pencinta budaya dan ingin menjelajah lebih dalam ke dalam kekayaan seni Indonesia, Mamaos adalah destinasi rasa yang tak boleh dilewatkan.


Jadikan perjalanan Anda ke Cianjur bukan hanya tentang pemandangan alam, tetapi juga perjalanan batin melalui seni yang menggetarkan jiwa.

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)