Makam Raden Adipati Arya Panji Jayanagara: Jejak Awal Pemerintahan di Tanah Ciamis

Jabar Tourism
0

Pintu Gerbang Makam Raden Adipati Arya Panji Jayanagara (sumber : cipakudarmaraja)

Di lereng sunyi Ciwahangan Girang, Desa Imbanagara, Kecamatan Ciamis, berdiri sebuah makam tua yang menyimpan cerita awal mula kekuasaan di Tatar Galuh. Makam tersebut adalah tempat peristirahatan terakhir Raden Adipati Arya Panji Jayanagara, tokoh penting yang tercatat dalam sejarah sebagai Bupati pertama Ciamis, sekaligus menjadi penghubung antara masa kejayaan Kerajaan Galuh dengan era pemerintahan kabupaten yang lebih modern.


Raden Adipati Arya Panji Jayanagara bukan sosok biasa. Ia dikenal dengan beberapa nama: Mas Bongsar, Raden Yogaswara, dan dalam catatan silsilah bangsawan Priangan, ia merupakan putra dari Adipati Imbanagara, salah satu tokoh penting di penghujung masa Kerajaan Galuh. Keberadaannya menjadi titik transisi penting dalam sejarah Ciamis—saat kekuasaan berbasis kerajaan mulai bergeser menjadi sistem pemerintahan kabupaten yang kelak dikenal sebagai Kabupaten Ciamis.


Ia naik takhta sebagai Bupati Ciamis pertama pada tahun 1635, saat wilayah ini mulai menata ulang struktur politiknya pasca-pengaruh dari Kesultanan Mataram dan kolonial Belanda. Raden Adipati Arya Panji Jayanagara memimpin selama 43 tahun, hingga akhir hayatnya pada 1678.


Ciwahangan Girang: Jejak Leluhur yang Sunyi Namun Bermakna

Terletak sekitar 4 km dari pusat kota Ciamis, Ciwahangan Girang menjadi tempat yang tenang dan sakral. Di sinilah makam Raden Adipati Arya Panji Jayanagara berdiri. Tidak banyak kemegahan arsitektur seperti pada makam raja-raja besar, namun suasana spiritual dan nilai sejarah yang terkandung di dalamnya membuat lokasi ini sangat berharga. Bagi masyarakat setempat, makam ini bukan sekadar tempat ziarah, tetapi simbol penghormatan terhadap leluhur yang telah meletakkan fondasi pemerintahan Ciamis.


Setiap tahunnya, khususnya menjelang Hari Jadi Kabupaten Ciamis yang jatuh pada tanggal 12 Juni, makam ini kerap menjadi titik awal kegiatan napak tilas sejarah. Rombongan pejabat daerah, budayawan, dan pelajar datang berziarah sebagai bentuk pengingat akan akar sejarah pemerintahan dan identitas daerah mereka.


Menyatukan Sejarah Galuh dengan Ciamis Modern

Ciamis yang kini kita kenal bukanlah wilayah yang berdiri tanpa akar. Sebelum berganti nama menjadi Kabupaten Ciamis pada tahun 1913 (dari sebelumnya disebut Galuh), wilayah ini telah melalui transformasi panjang dari sebuah kerajaan bernama Kerajaan Galuh, bagian dari federasi kerajaan Sunda-Galuh yang berpengaruh di abad ke-7 hingga ke-16. Di masa pasca-Galuh, kepemimpinan daerah diserahkan kepada para Adipati, dan dari sinilah muncul sosok seperti Raden Adipati Arya Panji Jayanagara.


Menurut catatan sejarah lokal yang dihimpun dari naskah Carita Parahiyangan dan Babad Galuh, Adipati Panji Jayanagara memainkan peran penting dalam menjembatani perubahan politik dan budaya masyarakat. Ia disebut sebagai pemimpin yang tidak hanya bijak dalam pemerintahan, tetapi juga memiliki kecintaan terhadap seni dan adat istiadat lokal. Ia diyakini sebagai pelindung awal dari sejumlah kampung adat dan penggagas harmonisasi antara aturan adat dan sistem pemerintahan yang lebih struktural.


Situs Sejarah yang Perlu Diangkat Kembali

Makam Raden Adipati Arya Panji Jayanagara (sumber : cipakudarmaraja)

Sayangnya, makam bersejarah ini belum sepenuhnya mendapat perhatian yang layak sebagai situs cagar budaya atau objek wisata sejarah unggulan. Padahal, jika dikelola dengan baik, Ciwahangan Girang bisa menjadi pusat edukasi sejarah Galuh dan Ciamis, sekaligus sarana pengembangan wisata religi dan budaya.


Potensi integrasi antara situs makam, dokumentasi digital sejarah, serta pelibatan masyarakat adat dapat menjadi langkah strategis bagi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Ciamis. Apalagi, generasi muda saat ini lebih akrab dengan sejarah melalui narasi visual dan interaktif. Menyediakan ruang bagi komunitas sejarah, pelajar, hingga wisatawan, akan menjadi upaya yang relevan untuk mengenalkan kembali nilai-nilai luhur dari sosok Bupati pertama Ciamis ini.


Makam Raden Adipati Arya Panji Jayanagara bukan sekadar tempat peristirahatan terakhir seorang pemimpin. Ia adalah saksi bisu dari perjalanan panjang Tatar Galuh menuju Ciamis yang modern. Melalui napak tilas sejarah dan penghormatan terhadap tokoh seperti beliau, generasi kini bisa menyerap nilai-nilai kepemimpinan, keberanian, dan kecintaan pada tanah kelahirannya.


Mengangkat kisah ini ke permukaan bukan hanya bagian dari pelestarian sejarah, tapi juga langkah bijak dalam merangkai kembali identitas daerah agar tidak terlupa oleh waktu.


Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)