Menelusuri Jejak Peradaban Sunda Kuno di Situs Tugu Gede Cengkuk Sukabumi

Jabar Tourism
0

Situs Tugu Gede Cengkuk Sukabumi (sumber : facebook/Titi Bachtiar Geo)

Jika Anda menyukai wisata sejarah dan budaya, Situs Tugu Gede Cengkuk di Kabupaten Sukabumi bisa jadi destinasi yang tak boleh dilewatkan. Terletak di Kampung Cengkuk, Desa Margalaksana, Kecamatan Cikakak, situs ini menyimpan bukti peradaban kuno masyarakat Sunda yang diperkirakan sudah ada sejak ribuan tahun sebelum masehi.


Begitu tiba di Kampung Cengkuk, suasana adat terasa begitu kental. Sebuah rumah panggung bergaya Imah Gede—rumah khas masyarakat adat Banten Kidul—menyambut setiap tamu yang datang. Kawasan ini memang masih termasuk wilayah Kesatuan Adat Banten Kidul, yang bernaung di bawah Kasepuhan Gelar Alam, dipimpin oleh tokoh adat karismatik Abah Ugi Sugriana Rakasiwi. Tak heran jika di sepanjang kampung kita akan melihat banyak leuit atau lumbung padi, simbol kelimpahan dan penghormatan pada hasil bumi.


Situs Megalitik yang Terawat

Di tengah kampung, terdapat Situs Tugu Gede Cengkuk yang menjadi kebanggaan warga. Situs ini dianggap sebagai salah satu situs prasejarah paling lengkap di Kabupaten Sukabumi. Di dalamnya tersimpan berbagai struktur batu megalitik seperti menhir, batu dakon, dolmen, batu lesung, batu kursi, hingga punden berundak—semua masih terawat dengan sangat baik.


Sebelum menjelajahi situs, pengunjung bisa mampir ke Rumah Informasi yang terletak di pintu masuk. Di sini, kita bisa melihat koleksi artefak dan panel informasi yang menjelaskan pentingnya situs ini dalam sejarah Sunda kuno.


Usia Situs Masih Misterius, Tapi Penuh Makna

Abah Sujaya, penjaga situs yang akrab disapa Abah Jaya, menjelaskan bahwa usia situs ini masih menjadi perdebatan para ahli. “Kalau dari leluhur, tempat ini sudah ada sejak 10.000 tahun sebelum masehi. Tapi para arkeolog belum berani memastikan angkanya secara akurat,” jelasnya.


Meskipun demikian, hasil ekskavasi dan penelitian menunjukkan banyaknya temuan artefak seperti tembikar, keramik, alat batu, dan benda logam. Ada pula menhir raksasa setinggi hampir 4 meter yang menjadi ikon situs ini.


Salah satu hal menarik dari kunjungan ke Tugu Gede Cengkuk adalah cerita-cerita budaya yang masih hidup hingga kini. Warga kampung adat sangat menjunjung tinggi Dewi Pohaci, sosok dewi padi dalam kepercayaan Sunda. Bahkan menurut Abah Jaya, sebagian besar hasil panen padi tidak dijual, melainkan disimpan dan dihormati sebagai bentuk syukur dan penghormatan kepada alam.


“Kalau dijual sembarangan, bisa kena tulah. Jadi kami tanam untuk kehidupan, bukan untuk bisnis,” ungkapnya. Nilai-nilai ini diwariskan turun-temurun dan masih dijaga hingga hari ini, menunjukkan bagaimana spiritualitas dan pertanian berpadu dalam kehidupan masyarakat adat.


Wisata Edukasi yang Kaya Makna

Berkunjung ke Situs Tugu Gede Cengkuk bukan hanya perjalanan wisata, tapi juga perjalanan waktu. Kita diajak menelusuri jejak-jejak nenek moyang Sunda, menyentuh batu-batu yang menjadi saksi bisu kehidupan ribuan tahun lalu, dan memahami filosofi hidup masyarakat yang menjunjung keseimbangan dengan alam.


Bagi Anda yang sedang merencanakan wisata budaya dan edukatif di Jawa Barat, tempat ini sangat layak masuk daftar. Jangan lupa ajak serta keluarga atau komunitas agar pengalaman wisata sejarah jadi lebih seru dan bermakna!


Tips Berkunjung ke Situs Tugu Gede Cengkuk:


- Gunakan pakaian yang nyaman, karena Anda akan berjalan kaki menjelajahi area terbuka.

- Hormati aturan adat dan jangan menyentuh benda-benda sakral tanpa izin.

- Jika ingin mengetahui lebih dalam, ajak berbincang dengan juru pelihara atau sesepuh adat.

- Bawa kamera untuk mengabadikan keindahan lanskap dan struktur batu megalitik.


Lokasi:

Kampung Cengkuk, Desa Margalaksana, Kecamatan Cikakak, Kabupaten Sukabumi

Akses: Sekitar 3-4 jam dari pusat kota Sukabumi. Disarankan menggunakan kendaraan pribadi.

Tiket Masuk: Gratis, namun pengunjung bisa memberi donasi sukarela untuk pelestarian situs.


Jika Anda tertarik menjelajahi sejarah Sunda lebih jauh, situs ini bisa jadi titik awal yang luar biasa. Jangan lupa, hormati budaya lokal dan jadikan setiap kunjungan Anda bermakna.


"Menjaga warisan leluhur bukan hanya tentang melestarikan benda, tapi juga merawat nilai dan kisah di baliknya."


Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)