Mengulik Keindahan Batik Kembang Bungur dari Desa Wisata Jalatrang Ciamis

Jabar Tourism
0

Batik Kembang Ungu Jalatrang (sumber : Harapan Rakyat Online)

Jika kamu sedang mencari tempat wisata yang bukan cuma cantik secara visual tapi juga kaya akan cerita dan pengalaman budaya, maka Desa Wisata Jalatrang di Kecamatan Cipaku, Kabupaten Ciamis, wajib masuk dalam itinerary-mu. Desa yang mengusung konsep eduwisata berbasis ekologi ini menyimpan pesona yang sulit dilupakan—dari suasana asri pedesaan hingga kekayaan tradisi yang dijaga erat oleh warganya.


Salah satu daya tarik utamanya adalah Batik Ciamis motif Kembang Bungur, sebuah karya seni yang tidak hanya memanjakan mata tapi juga merekam jejak sejarah dan identitas budaya lokal. Di sinilah kamu bisa mengenal lebih dekat batik khas Ciamis yang lahir dari tangan-tangan kreatif warga desa dan penuh dengan filosofi dalam setiap helai kainnya.


Motif Kembang Bungur: Ketika Warna Ungu Menyapa Cerita

Bukan tanpa alasan batik ini dinamai Kembang Bungur. Motifnya terinspirasi dari pohon bungur yang tumbuh subur di sekitar desa. Menariknya, dalam bahasa Sunda, bungur juga berarti ungu—warna yang melambangkan kemewahan dan keteduhan, serta telah menjadi warna khas yang melekat pada identitas Ciamis.


Namun yang membuat batik ini lebih dari sekadar karya seni adalah keberadaan unsur cakra dalam motifnya. Cakra merupakan simbol kejayaan yang erat kaitannya dengan sejarah Kerajaan Galuh—kerajaan besar yang dulu pernah berdiri megah di wilayah ini. Perpaduan antara motif bunga dan lambang sejarah ini menjadikan Batik Kembang Bungur bukan hanya cantik, tapi juga bermakna dalam.


Belajar dan Membatik Langsung di Kampung Bungur

Salah satu pengalaman paling berkesan di Desa Wisata Jalatrang adalah kunjungan ke Kampung Bungur, tempat di mana batik Kembang Bungur diproduksi secara langsung oleh warga. Tidak hanya melihat, kamu bisa ikut mencoba proses membatik mulai dari memilih pola, mencanting, hingga mewarnai kain. Aktivitas ini sangat cocok untuk wisata edukatif bersama keluarga, sahabat, atau bahkan sebagai solo traveler yang ingin mencari pengalaman otentik.


Di sinilah kamu akan sadar bahwa membatik bukan pekerjaan mudah. Butuh ketelatenan, ketelitian, dan tentu saja kecintaan terhadap budaya. Tapi justru itulah nilai yang membuat setiap helai batik terasa hidup—karena dibuat dengan tangan, hati, dan tradisi.


Setia pada Cara Lama, Menghidupkan Semangat Baru

Menariknya lagi, proses pembuatan batik di Jalatrang tetap mempertahankan teknik tradisional. Tidak ada mesin modern atau produksi massal di sini. Semua dibuat menggunakan metode cap dan tulis yang diwariskan turun-temurun. Inilah yang membuat batik dari desa ini terasa sangat spesial—setiap motif punya cerita, setiap goresan punya ruh.


Melalui kegiatan ini, Desa Jalatrang tidak hanya menjual kain batik, tetapi juga menjual pengalaman dan semangat pelestarian budaya. Banyak wisatawan, baik lokal maupun mancanegara, mulai mengenal dan mencintai motif Kembang Bungur sebagai simbol budaya Ciamis yang terus tumbuh.


Bukan Sekadar Liburan, Tapi Ikut Menjaga Warisan Bangsa

Mengunjungi Desa Wisata Jalatrang adalah tentang lebih dari sekadar destinasi wisata. Kamu tidak hanya menikmati keindahan alam, mencicipi makanan lokal, atau menginap di homestay warga yang ramah. Kamu juga turut berkontribusi dalam menjaga warisan budaya tak benda Indonesia. Karena setiap kain batik yang kamu lihat, sentuh, atau bawa pulang—mengandung jejak tangan-tangan lokal yang mencintai budaya mereka sepenuh hati.


Jadi, kapan terakhir kali kamu liburan sambil belajar budaya? Mungkin saatnya menjejakkan kaki ke Jalatrang dan pulang membawa lebih dari sekadar oleh-oleh—tapi juga cerita, pengalaman, dan rasa cinta pada kekayaan tradisi negeri sendiri.





Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)