Disparbud Jabar dan MAKN Bahas Kolaborasi Budaya: Momentum Baru Pariwisata Berbasis Kearifan Lokal

Jabar Tourism
0

Pertemuan MAKN dan DIsparbud Jabar (sumber : disparbud jabar)

Upaya pelestarian budaya lokal kembali mendapatkan perhatian khusus. Kali ini, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Provinsi Jawa Barat menerima kunjungan audiensi dari Majelis Adat Kerajaan Nusantara (MAKN) di Gedung Disparbud Jabar, Bandung, Jumat (1/8). Audiensi ini menjadi momen penting untuk memperkuat sinergi antara pemerintah daerah dengan para pelaku budaya dalam mengembangkan pariwisata berbasis kearifan lokal.


Kepala Disparbud Jabar, Iendra Sofyan, menyambut hangat kedatangan jajaran MAKN. Dalam sambutannya, Iendra menyatakan bahwa kehadiran MAKN membawa semangat baru dalam memperkuat identitas budaya Jawa Barat yang kaya dan beragam. "Kita tidak bisa bicara pariwisata tanpa menyentuh aspek budaya. Inilah kekuatan kita di tengah persaingan destinasi wisata nasional bahkan global," ujarnya.


Diskusi Strategis: Budaya sebagai Pilar Pariwisata

Dalam pertemuan tersebut, dibahas berbagai isu strategis seperti:

- Pelestarian kawasan dan situs budaya

- Perlindungan aset budaya tradisional

- Revitalisasi peran pemangku adat dalam pengembangan pariwisata


MAKN, yang selama ini aktif memayungi berbagai kerajaan adat dari seluruh penjuru Nusantara, menyatakan komitmennya untuk mendukung program budaya di tingkat daerah. Ketua delegasi MAKN menegaskan pentingnya kolaborasi antara pemangku adat dan pemerintah dalam menyampaikan nilai-nilai kearifan lokal ke publik, khususnya generasi muda dan wisatawan.


"Kami percaya, budaya yang hidup adalah budaya yang dikenal luas. Maka kami siap bersinergi dalam mengembangkan paket-paket wisata budaya yang otentik," ungkapnya.


Potensi Wisata Budaya: Dari Festival Hingga Edukasi

Jawa Barat memiliki potensi besar dalam sektor wisata budaya. Selain keberadaan keraton seperti Kasepuhan dan Kanoman di Cirebon, terdapat juga puluhan komunitas adat yang masih aktif menjalankan tradisi leluhur, seperti di Kampung Naga (Tasikmalaya), Kampung Adat Ciptagelar (Sukabumi), hingga Kampung Dukuh (Garut).


Selama ini, banyak acara budaya yang digelar secara mandiri oleh komunitas, namun masih kurang terekspos ke pasar wisata. Kolaborasi antara Disparbud dan MAKN diharapkan bisa membuka akses promosi yang lebih luas, termasuk pengemasan kegiatan budaya menjadi atraksi wisata unggulan.


Disparbud Jabar sendiri telah menggagas berbagai inisiatif berbasis budaya, seperti:

- Calendar of Event budaya tahunan

- Pemetaan potensi desa wisata berbasis adat

- Pelatihan SDM pariwisata lokal di kawasan adat


Dukungan MAKN untuk Jawa Barat

MAKN bukan nama baru dalam dunia pelestarian budaya Nusantara. Organisasi ini menjadi wadah berbagai kerajaan dan komunitas adat dari Sabang sampai Merauke. Mereka aktif menyelenggarakan Festival Keraton Nusantara, seminar kebudayaan, hingga kegiatan advokasi hukum adat.


Dalam konteks Jawa Barat, MAKN melihat peluang besar untuk menjadikan wilayah ini sebagai model integrasi antara budaya dan industri pariwisata yang berkelanjutan.


"Jawa Barat memiliki narasi sejarah, tradisi, dan ekosistem wisata yang lengkap. Sinergi seperti ini adalah langkah maju yang patut dicontoh daerah lain," ujar salah satu anggota majelis.


Menjadikan Budaya sebagai Daya Tarik Wisata

Langkah strategis antara Disparbud Jabar dan MAKN ini menjadi sinyal positif bagi pelaku industri wisata. Tren pariwisata saat ini menunjukkan peningkatan minat wisatawan terhadap pengalaman yang autentik, edukatif, dan bermakna. Wisata berbasis budaya menjawab kebutuhan tersebut—lebih dari sekadar hiburan, tetapi juga menyentuh aspek spiritual, historis, dan sosial masyarakat lokal.


Audiensi ini menegaskan bahwa pelestarian budaya tidak bisa berjalan sendiri. Diperlukan kolaborasi semua pihak: pemerintah, komunitas adat, pelaku wisata, dan masyarakat. Jawa Barat dengan segala kekayaan budayanya punya potensi menjadi episentrum wisata budaya di Indonesia, asalkan dikelola dengan visi bersama.


Dengan kolaborasi seperti ini, ke depan, kita bisa berharap hadirnya lebih banyak desa wisata adat, paket tur budaya yang kuratif, dan event kebudayaan kelas dunia yang lahir dari bumi Pasundan.

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)