![]() |
Masjid Agung Kota Sukabumi (sumber: nandra iswahyada) |
Kalau kamu berkunjung ke Kota Sukabumi, ada satu bangunan ikonik yang seakan tak bisa dilewatkan: Masjid Agung Kota Sukabumi. Lokasinya yang strategis, tepat di pusat kota dan berhadapan langsung dengan Alun-Alun Sukabumi, membuat masjid ini selalu ramai dikunjungi—bukan hanya oleh jemaah, tapi juga wisatawan dari berbagai daerah.
Masjid ini bukan hanya tempat ibadah. Ia adalah bagian dari napas sejarah kota, saksi hidup zaman perjuangan, dan kini, menjadi salah satu destinasi wisata religi yang paling direkomendasikan di Sukabumi.
Jejak Awal dari Sebuah Musala Kecil
Masjid Agung Sukabumi berdiri di atas tanah wakaf milik K.H. Ahmad Djuwaeni pada tahun 1935. Awalnya, hanya berupa musala kecil tempat masyarakat sekitar menunaikan salat berjamaah. Namun, seiring waktu dan peran besar K.H. Djuwaeni yang menjabat sebagai pengoeloe atau kepala urusan agama kala itu, musala ini berkembang menjadi masjid jami, dan kemudian bertransformasi menjadi Masjid Agung.
Pada masa awal, bangunannya masih sangat sederhana dengan atap tumpang khas tradisional dan hanya satu menara kecil. Di depannya, terbentang lapangan rumput luas yang dulunya digunakan sebagai padang penggembalaan sapi. Kini, alun-alun tersebut sudah berganti rupa menjadi taman kota yang asri, lengkap dengan bangku taman untuk bersantai sambil menikmati semilir angin kota.
Bukan hanya cantik dari sisi arsitektur, Masjid Agung juga menyimpan cerita perjuangan. Konon, pada masa penjajahan, para pejuang bersama ulama setempat menjadikan masjid ini sebagai tempat berkumpul, menyusun strategi, dan menyemangati diri dengan zikir dan doa sebelum turun ke medan perlawanan. Masjid ini adalah saksi sejarah, tempat spiritual yang juga menjadi benteng semangat kemerdekaan.
Wajah Baru dengan Sentuhan Budaya dan Modernitas
Sepanjang perjalanannya, masjid ini telah mengalami enam kali pemugaran besar, yaitu pada tahun 1900, 1936, 1945, 1975, 2004, dan 2012. Kini, Masjid Agung tampil jauh lebih megah, dengan kubah bergaya Timur Tengah, berpadu apik dengan ornamen lokal seperti kujang—senjata tradisional khas Sunda—yang terpasang di puncak menara.
Di bagian dalam, kaligrafi indah menghiasi setiap sisi dinding, menciptakan atmosfer sakral namun menenangkan. Salah satu spot yang paling ikonik adalah delapan pilar berbentuk segitiga seperti piramida yang dihiasi 99 Asmaul Husna—nama-nama indah Allah SWT—yang menghiasi halaman depan masjid. Spot ini sering jadi latar foto para pengunjung karena tampilannya yang megah dan artistik.
Fasilitas yang Nyaman dan Instagramable
Bukan hanya bangunannya yang indah, halaman Masjid Agung sangat luas dan mampu menampung ribuan jemaah. Di sisi kanan dan kiri terdapat kolam ikan yang menambah suasana damai dan alami. Masjid ini juga memiliki dua lantai, dengan lantai atas berbentuk mezzanine untuk mengakomodasi jemaah tambahan saat salat Jumat atau hari besar Islam.
Yang membuatnya semakin menarik untuk dikunjungi, bagian luar masjid memiliki serambi terbuka di tiga sisi—depan, kanan, dan kiri—yang memungkinkan sirkulasi udara tetap segar. Ini membuat siapa pun yang datang merasa betah berlama-lama, baik untuk beribadah, sekadar duduk merenung, atau mengabadikan momen.
Tips Berkunjung ke Masjid Agung Kota Sukabumi:
- Datang saat pagi atau sore hari untuk menikmati suasana alun-alun dan cahaya matahari yang cantik untuk foto.
- Gunakan pakaian sopan dan tertutup, terutama jika ingin masuk ke dalam area masjid.
- Jangan lupa menghormati aktivitas ibadah yang sedang berlangsung.
- Setelah dari masjid, kamu bisa mampir ke alun-alun atau mencicipi kuliner khas Sukabumi di sekitarnya!
Masjid Agung Kota Sukabumi bukan hanya destinasi bagi yang ingin menunaikan salat atau berzikir. Ia adalah bagian dari perjalanan kota ini—dari masa penjajahan hingga kini. Mengunjungi masjid ini serasa menapaki jejak sejarah, meresapi keindahan budaya, sekaligus menikmati arsitektur yang memesona. Kalau kamu sedang di Sukabumi, jangan lewatkan untuk mampir ke tempat penuh makna ini!