![]() |
Bubur Suro Cirebon (sumber : Cookpad) |
Cirebon tak hanya dikenal dengan jejak sejarah keraton dan keindahan arsitektur bernuansa Jawa-Islam yang kental. Kota di pesisir utara Jawa Barat ini juga menyimpan tradisi kuliner yang sarat makna, salah satunya Bubur Sura. Bagi wisatawan yang ingin menyelami budaya lokal, tradisi ini menjadi pengalaman unik yang tidak sekadar tentang makanan, tetapi juga tentang filosofi hidup dan kebersamaan.
Setiap memasuki bulan Suro dalam penanggalan Jawa—yang bertepatan dengan Tahun Baru Islam—Keraton Kacirebonan selalu mengadakan ritual membuat Bubur Sura. Tradisi ini biasanya berlangsung sekitar sepuluh hari setelah 1 Muharam dan telah diwariskan turun-temurun. Bagi masyarakat keraton, Bubur Sura bukan hanya menu makan, melainkan simbol kesederhanaan, perjuangan, dan rasa syukur atas keberlangsungan keraton yang masih berdiri kokoh hingga kini.
Proses Panjang yang Sarat Makna
Yang membuat Bubur Sura istimewa adalah proses pembuatannya yang panjang. Dibutuhkan hingga tiga hari penuh untuk menyiapkan bubur ini. Bahannya berupa campuran ubi, singkong, jagung, dan talas, kemudian dipadukan dengan sekitar 20 jenis lauk pauk. Namun lebih dari sekadar resep, prosesnya juga disertai laku spiritual. Selama memasak, keluarga keraton melakukan doa bersama dan berpuasa selama tiga hari, sehingga bubur ini benar-benar lahir dari perpaduan rasa dan doa.
Tradisi Bubur Sura tidak berhenti di dalam keraton saja. Setiap pagi, bubur yang telah matang dibagikan kepada warga sekitar, abdi dalem, hingga jamaah masjid seperti Masjid Pejlagrahan dan Masjid Agung Sang Cipta Rasa. Inilah yang membuat tradisi ini terasa begitu hangat: ada semangat kebersamaan, kepedulian sosial, dan rasa persaudaraan yang menyatukan keluarga keraton dengan masyarakat luas.
Menariknya lagi, tradisi Bubur Sura bertepatan dengan peringatan Hari Anak Yatim pada 10 Muharam. Dalam kepercayaan Islam Jawa, tanggal ini juga diyakini sebagai momen Nabi Nuh diselamatkan dari banjir besar. Karena itu, pembagian Bubur Sura juga dimaknai sebagai ungkapan rasa syukur karena terhindar dari bahaya sekaligus bentuk kepedulian kepada sesama.
Menyaksikan Tradisi Langsung di Cirebon
Bagi wisatawan yang berkunjung ke Cirebon, menyaksikan pembuatan dan pembagian Bubur Sura bisa menjadi pengalaman tak terlupakan. Anda tak hanya bisa melihat bagaimana tradisi ini dilestarikan, tetapi juga merasakan atmosfer sakral sekaligus hangat yang jarang ditemui di tempat lain. Tradisi ini mengajarkan bahwa kuliner bukan sekadar soal rasa, tetapi juga cermin dari perjalanan sejarah, keyakinan, dan nilai hidup sebuah masyarakat.
Jika Anda berencana berwisata ke Cirebon, sempatkanlah datang ke Keraton Kacirebonan pada bulan Suro. Di sana, Anda bisa melihat bagaimana Bubur Sura disiapkan, sekaligus merasakan langsung keramahan budaya Cirebon yang selalu terbuka untuk berbagi. Sebuah pengalaman wisata budaya yang akan membuat