![]() |
Pengrajin Patung Ukiran Kayu Kampung Saradan (sumber: gnfi) |
Kabupaten Subang, Jawa Barat, tidak hanya dikenal dengan keindahan alamnya, tetapi juga dengan seni ukiran kayu yang luar biasa. Salah satu pusat kerajinan yang terkenal adalah Kampung Saradan, Desa Sukamulya, Kecamatan Pagaden. Dari tangan-tangan terampil para perajin, lahirlah patung kayu yang begitu realistis hingga mampu menarik perhatian pasar internasional.
Para perajin di Kampung Saradan memiliki keahlian khusus dalam mengukir kayu menjadi berbagai bentuk, terutama miniatur hewan seperti macan, singa, kura-kura, dan bebek. Namun, mereka juga menerima pesanan dengan desain khusus sesuai keinginan pelanggan.
Bahan utama yang digunakan adalah kayu lame, yang terkenal dengan teksturnya yang halus, pori-pori kecil, mudah dibentuk, serta memiliki daya tahan tinggi. Sebelum diukir, kayu ini harus melewati proses pengeringan selama minimal satu minggu untuk memastikan kualitasnya tetap optimal.
Dalam sehari, seorang perajin bisa menyelesaikan satu patung, tergantung pada tingkat kerumitannya. Untuk memenuhi permintaan yang terus meningkat, kayu lame dipasok sekitar 10 kubik setiap lima bulan. Namun, pasokan kayu ini tidak selalu stabil, terkadang cukup, tetapi di lain waktu bisa sangat terbatas.
Dari Pasar Lokal hingga Merambah Internasional
Patung ukiran asal Subang memiliki pelanggan setia di berbagai daerah, termasuk Bandung dan Jakarta. Di pasar domestik, patung elang dan naga menjadi favorit, dengan ukuran berkisar antara 35 hingga 50 sentimeter, tergantung permintaan. Harga yang ditawarkan untuk patung dalam negeri berkisar Rp100.000 hingga Rp200.000 per unit.
Namun, keindahan dan kualitas patung ukir Subang tidak hanya menarik perhatian pelanggan lokal. Berkat ketekunan para perajin dan pebisnis, produk ini mulai dikenal hingga ke mancanegara. Pengiriman pertama ke luar negeri dilakukan pada Maret 2022, dengan Jerman sebagai tujuan utama. Meski sempat terhenti akibat pandemi, pesanan dari luar negeri kini kembali berdatangan.
Ruswan, salah satu pedagang patung kayu di Subang, mengungkapkan bahwa dirinya menerima banyak pesanan dari Belanda, Inggris, dan Amerika. Patung bebek menjadi produk paling diminati di pasar internasional. Dalam satu kali pesanan, ratusan unit patung bebek bisa terjual. Bahkan, beberapa pembeli dari luar negeri datang langsung ke Subang dengan membawa foto bebek dalam berbagai pose sebagai referensi bagi para perajin.
Detail Realistis, Harga Sejalan dengan Kualitas
Salah satu faktor utama yang membuat patung ukiran Subang begitu diminati adalah tingkat detailnya yang tinggi. Setiap ukiran dibuat dengan ketelitian luar biasa, sehingga hasil akhirnya tampak sangat nyata.
Untuk pasar ekspor, harga patung berkisar antara Rp125.000 hingga Rp300.000 per unit, tergantung pada tingkat kesulitannya. Semakin rumit desainnya, semakin tinggi pula harganya. Sebagai jaminan, pembeli biasanya diwajibkan membayar uang muka sebelum produksi dimulai, dan pelunasan dilakukan setelah seluruh pesanan selesai.
Selain miniatur hewan, perajin di Subang juga membuat patung dengan desain unik lainnya, seperti korek api ukiran wayang dan pedang naga dengan aksen tulisan Arab.
Menjaga Tradisi, Meningkatkan Ekonomi Kreatif
Keberhasilan patung ukiran Subang dalam menembus pasar internasional bukan hanya menjadi kebanggaan bagi perajin lokal, tetapi juga memberikan dampak positif bagi ekonomi kreatif masyarakat. Di sisi lain, eksistensi kerajinan ini turut berperan dalam melestarikan budaya Subang yang kaya akan seni dan kearifan lokal.
Dengan kualitas dan nilai seni yang terus dijaga, patung ukiran Subang berpotensi semakin berkembang di kancah global, membawa nama daerah ini semakin dikenal di dunia.