![]() |
Rumah Adat Citalang Purwakarta (sumber: google maps/Endang Suhara) |
Rumah adat Sunda memiliki beragam bentuk, tetapi tetap mengikuti prinsip utama dalam pengaturan ruang dan bangunannya. Secara vertikal, rumah adat Sunda dibagi menjadi tiga bagian utama, yaitu kolong (bagian bawah), badan rumah (bagian tengah), dan atap (bagian atas). Pembagian ini melambangkan konsep makrokosmos, di mana kolong menggambarkan bumi, badan rumah sebagai tempat manusia menjalani kehidupan, dan atap sebagai simbol langit. Dengan konsep ini, rumah adat Sunda bukan sekadar tempat tinggal, tetapi juga mencerminkan hubungan manusia dengan alam semesta.
Selain pembagian vertikal, rumah adat Sunda juga memiliki pola tritangtu dalam tata ruang secara horizontal. Rumah ini terdiri dari tiga bagian utama:
1. Ruang depan yang bersifat terbuka untuk tamu dan menjadi area utama bagi para pria dalam keluarga.
2. Ruang tengah yang memiliki fungsi fleksibel, dapat digunakan untuk kegiatan bersama keluarga atau sebagai ruang acara adat seperti kenduri.
3. Ruang belakang yang lebih tertutup dan hanya boleh diakses oleh anggota keluarga, terutama perempuan.
Keseimbangan antara ruang terbuka dan tertutup ini mencerminkan harmoni dalam kehidupan sosial masyarakat Sunda, di mana interaksi antara orang dalam dan orang luar diatur dengan jelas.
Menariknya, dalam rumah adat Sunda juga terdapat ruangan kosong yang sengaja dibiarkan tanpa penghuni. Ruangan ini disebut goah atau padaringan, yang biasanya berukuran kecil dan sengaja dibuat gelap dengan tirai sebagai pintu masuknya. Di dalamnya, terdapat gentong beras yang ditutup dengan kain putih, yang melambangkan langit dan kesucian. Keberadaan goah mencerminkan penghormatan terhadap simbol-simbol spiritual dan adat yang masih dipegang kuat oleh masyarakat Sunda.
![]() |
Isi dari Rumah Adat Citalang (sumber: google maps/Toni Junaedi) |
Dalam filosofi masyarakat ladang atau huma, rumah juga melambangkan keselarasan antara elemen-elemen alam. Atap rumah harus tetap kosong karena dianggap sebagai simbol langit yang bersifat feminin dan berkaitan dengan hujan, sedangkan kolong rumah melambangkan bumi yang harus tetap kering dan tidak boleh basah. Secara horizontal, rumah adat Sunda juga merepresentasikan hubungan sosial antar manusia, baik antara orang dalam dan luar, maupun peran laki-laki dan perempuan dalam kehidupan sehari-hari.
Rumah Adat Citalang: Warisan Budaya Purwakarta
Salah satu contoh rumah adat Sunda yang masih mempertahankan keasliannya hingga kini adalah Rumah Adat Citalang di Purwakarta. Rumah ini merupakan peninggalan Rd. Mas Sumadireja, yang dibangun sekitar tahun 1905. Perancangnya adalah M. Nata Wireja (Amil Desa Citalang) dan M. Ruki (Sesepuh Kampung Palumbungan). Pembangunan rumah ini dilakukan dengan peralatan sederhana, tetapi tetap kokoh hingga saat ini.
Rumah Adat Citalang dibangun dengan model rumah panggung setinggi sekitar 0,8 meter dengan bentuk persegi panjang berukuran 10 x 15 meter. Pondasi rumah ini ditopang oleh 28 batu tatapakan, yang menjadi dasar untuk menopang struktur rumah agar tetap stabil.
Ciri khas rumah ini adalah lantainya yang terbuat dari anyaman bambu (bilik), memberikan kesan alami dan sejuk. Atapnya berbentuk limasan yang memanjang ke belakang dan menggunakan genting sebagai material utama. Akses masuk ke rumah ini menggunakan tangga dari bata dengan tiga undakan, yang memberikan kesan kokoh sekaligus klasik.
Bagian paling depan rumah berupa serambi terbuka, tempat keluarga atau tamu berkumpul. Pada sudut timur laut serambi, terdapat papan nama yang bertuliskan "Cagar Budaya Bangunan dari Benda Kuna Kampung Karangsari Desa Citalang Purwakarta", menandakan statusnya sebagai bangunan bersejarah yang dilestarikan. Serambi ini dikelilingi oleh pagar bilik bambu setinggi 0,7 meter, memberikan kesan tradisional yang khas.
Atap serambi ditopang oleh delapan tiang kayu berbentuk persegi, yang dicat hijau sebagai elemen dekoratif. Lantai serambi hingga seluruh bagian rumah tetap menggunakan anyaman bambu, menciptakan suasana yang nyaman dan sejuk. Pintu masuk utama hanya ada satu di bagian tengah, dengan desain dua daun pintu, yang diapit oleh jendela di kedua sisinya.
![]() |
Perkakas di dalam Rumah Adat Citalang (sumber: google maps/Toni Junaedi) |
Di bagian dalam rumah, terdapat ruang luas yang berfungsi sebagai ruang utama, sementara kamar tidur hanya ada di sisi barat bagian tengah rumah. Jendela juga ditempatkan dengan strategis untuk memaksimalkan sirkulasi udara, dengan tiga jendela di sisi timur dan beberapa jendela lainnya di bagian barat, terutama di dekat kamar tidur. Pada bagian belakang rumah, terdapat serambi belakang, yang sering digunakan untuk kegiatan domestik keluarga.
Rumah adat Sunda, termasuk Rumah Adat Citalang, bukan hanya sekadar tempat tinggal, tetapi juga mencerminkan filosofi kehidupan masyarakat Sunda yang harmonis dengan alam dan sesama manusia. Konsep tritangtu dalam tata ruang rumah mencerminkan keseimbangan antara dunia luar dan dalam, serta peran laki-laki dan perempuan dalam kehidupan sehari-hari.
Keunikan Rumah Adat Citalang sebagai salah satu rumah tradisional di Purwakarta yang masih bertahan menunjukkan betapa pentingnya melestarikan warisan budaya agar tetap dikenal oleh generasi mendatang. Rumah ini bukan hanya menjadi bukti sejarah, tetapi juga simbol identitas masyarakat Sunda yang kaya akan nilai budaya dan kearifan lokal.