![]() |
Penampakan Situ Patengan (sumber : wonderful image) |
Dikisahkan, ada sepasang kekasih bernama Ki Santang dan Dewi Rengganis yang begitu dalam mencintai satu sama lain. Setelah lama berpisah, mereka saling mencari hingga akhirnya bertemu di suatu tempat yang kini dikenal dengan nama Situ Patengan. Dalam pertemuan tersebut, Dewi Rengganis meminta Ki Santang untuk membuatkan sebuah danau lengkap dengan perahu yang bisa mereka gunakan bersama. Dari permintaan inilah, terbentuklah danau yang kini menjadi salah satu destinasi wisata terkenal di Rancabali, Ciwidey, Kabupaten Bandung.
Menurut legenda masyarakat Sunda, lokasi pertemuan dua sejoli ini disebut sebagai “Batu Cinta.” Sementara itu, perahu Ki Santang dipercaya berubah menjadi sebuah pulau berbentuk hati yang dikenal sebagai Pulau Asmara atau Sasaka. Nama Situ Patengan sendiri berasal dari istilah Sunda “pateang-teangan,” yang berarti “saling mencari.” Konon, pasangan yang mengunjungi Batu Cinta dan mengelilingi Pulau Asmara diyakini akan mendapatkan cinta yang abadi, seperti kisah Ki Santang dan Dewi Rengganis. Tak heran, lokasi ini sangat cocok sebagai tujuan bulan madu bagi pasangan yang baru menikah.
Pesona Alam dan Aktivitas Wisata
![]() |
Penampakan Situ Patengan (sumber : wonderful image) |
Situ Patengan dikelilingi oleh hamparan kebun teh yang hijau, menciptakan suasana yang sejuk dan menenangkan mata. Selain menjadi tempat yang ideal untuk berlibur bersama pasangan, danau ini juga menawarkan pengalaman yang seru bagi wisata keluarga. Salah satu aktivitas favorit di sini adalah berkeliling danau menggunakan perahu atau sepeda air. Sebelum menyewa, pengunjung disarankan untuk menawar harga agar mendapatkan tarif yang sesuai. Di sepanjang perjalanan menuju danau, wisatawan juga bisa menikmati keindahan perkebunan stroberi yang berjajar di sisi jalan berliku, menambah daya tarik kawasan ini.
Berada di ketinggian 1.600 meter di atas permukaan laut, Situ Patengan memiliki air yang jernih dan suasana yang tenang, membuatnya menjadi tempat yang sempurna untuk melepas penat. Selain itu, pengunjung bisa menjelajahi Pulau Sasaka yang berada di tengah danau. Pulau ini dapat dicapai dengan perahu, dan menawarkan pemandangan spektakuler dari berbagai sudut danau.
Salah satu ikon terkenal Situ Patengan adalah Batu Cinta, sebuah batu yang berada di tepi danau. Batu ini tidak hanya menjadi spot favorit untuk berfoto, tetapi juga dipercaya memiliki kekuatan magis. Mitosnya, jika seseorang melompat dari batu ini dan menyentuh air dengan kakinya, maka keinginannya akan terkabul.
Akses dan Rute Menuju Situ Patengan
Danau ini berjarak sekitar 47 kilometer dari Kota Bandung dan dapat ditempuh dalam waktu sekitar dua jam perjalanan. Dari pusat kota, Anda bisa melalui pintu Tol Kopo atau Buah Batu, kemudian melanjutkan perjalanan ke arah selatan menuju Ciwidey. Sepanjang perjalanan, petunjuk arah menuju Kawah Putih atau Situ Patengan akan memandu Anda hingga tiba di lokasi.
Wisatawan yang berkunjung juga dapat menyewa perahu dayung untuk berkeliling danau. Dengan tarif yang relatif terjangkau, aktivitas ini menjadi salah satu cara terbaik untuk menikmati suasana danau sambil bersantai.
Keunikan Legenda dan Warisan Budaya
![]() |
Penampakan Situ Patengan (sumber : wonderful image) |
Situ Patengan tidak hanya menawarkan keindahan alam, tetapi juga menyimpan kisah cinta legendaris yang menjadi daya tarik tersendiri. Legenda tentang cinta Ki Santang dan Dewi Rengganis mencerminkan nilai-nilai budaya dan sejarah yang kaya dari masyarakat Sunda. Kisah ini memberikan sentuhan romantis yang membuat pengunjung merasa lebih terhubung dengan tempat ini.
Dengan perpaduan antara panorama yang memukau, suasana yang damai, serta kisah romantis yang melegenda, Situ Patengan menjadi destinasi wisata yang layak dikunjungi. Apakah Anda ingin menghabiskan waktu bersama keluarga, mengejar ketenangan, atau menghidupkan kembali romansa, danau ini menawarkan pengalaman tak terlupakan bagi setiap pengunjung.