![]() |
Pantai Tangkolak Karawang (sumber ; google maps/Rizfi Yusuf) |
Perairan Tangkolak bukan sekadar lautan luas yang menyimpan keindahan bawah air, tetapi juga saksi bisu dari masa lalu yang penuh kisah. Di sinilah, ratusan tahun lalu, kapal-kapal milik Kongsi Dagang Hindia Timur Belanda (Vereenigde Oostindische Compagnie atau VOC) menemui akhir perjalanannya. Kapal-kapal yang karam ini diyakini membawa koin-koin kuno yang digunakan untuk membayar buruh tanam paksa di wilayah Karawang, Subang, hingga Priangan seperti Bandung, Sumedang, dan Tasikmalaya. Seiring waktu, bukan hanya koin yang ditemukan, tetapi juga benda-benda bersejarah lainnya, seperti lima meriam dan jangkar abad ke-18 yang ditemukan di Karang Bui, serta sisa kapal dan pecahan keramik bercorak Eropa di Karang Kapal.
Menyadari nilai sejarah yang terkandung di dalamnya, pemerintah pun menjadikan lokasi-lokasi karam tersebut sebagai museum bawah laut Benda Muatan Kapal Tenggelam (BMKT). Kini, perairan Tangkolak tidak hanya menjadi titik penyelaman bersejarah, tetapi juga bagian dari pengembangan wisata bahari terpadu yang menarik minat para penyelam dan pencinta sejarah. Dengan perjalanan sekitar 30 menit dari Pantai Tangkolak, wisatawan dapat menyelami masa lalu yang tersembunyi di dasar laut.
Namun, pesona Tangkolak tak berhenti pada kisah kapal karam saja. Perairan utara Kabupaten Karawang juga menyimpan enam titik snorkeling dan diving yang menawarkan pemandangan bawah laut yang menawan. Karang Sedulang Besar, Karang Sedulang Kecil, Pulau Pasir, Karang Kapal, dan Karang Bui adalah beberapa lokasi yang menjadi favorit bagi pencinta keindahan bawah laut. Terumbu karang yang tumbuh subur serta biota laut yang beragam menjadikan kawasan ini surga tersembunyi bagi para penyelam.
Sementara itu, di daratan, Kampung Tangkolak, yang terletak di Desa Sukakerta, Kecamatan Cilamaya Wetan, terus berbenah demi menyambut wisatawan. Pemerintah desa bersama Pemkab Karawang dan komunitas lokal aktif mengembangkan potensi wisata bahari, salah satunya melalui konservasi mangrove. Dengan menggandeng sekitar 40 perusahaan, program penanaman mangrove terus dilakukan untuk mengatasi abrasi dan menjaga ekosistem pantai. Tak hanya melestarikan alam, wisata mangrove juga menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung yang ingin merasakan ketenangan di tengah rimbunnya pohon bakau.
Menikmati senja di Kampung Tangkolak menjadi pengalaman yang tak terlupakan. Di bawah langit yang perlahan berubah jingga, para wisatawan dapat menyaksikan perahu-perahu nelayan yang kembali dari lautan, membawa hasil tangkapan segar. Keindahan ini semakin lengkap dengan hadirnya Pusat Informasi Bahari Tangkolak yang terletak tepat di tepi pantai. Tempat ini menjadi pusat edukasi bahari sekaligus menyimpan berbagai benda bersejarah hasil temuan dari dasar laut.
Tak berhenti sampai di situ, Kampung Tangkolak terus bertransformasi menjadi destinasi wisata terintegrasi. Dari wisata mangrove, museum bawah laut BMKT, Pusat Informasi Bahari Tangkolak, hingga arena memancing, semuanya dirancang untuk memberikan pengalaman berwisata yang lengkap. Dengan promosi yang terus digencarkan, kawasan ini diharapkan semakin dikenal dan dikunjungi oleh wisatawan. Namun, tentu saja, menjaga kelestarian alam tetap menjadi prioritas. Para pengunjung diajak untuk tidak membuang sampah sembarangan dan menjaga keindahan terumbu karang agar keunikan Tangkolak tetap lestari untuk generasi mendatang.