Mengenal Batik Cigeureung dari Agnesa Batik Warisan Budaya Khas Kota Tasikmalaya

Jabar Tourism
3 minute read
0

Batik Agnesa Tasikmalaya (sumber : google maps/robert kindangen)

Di tengah persaingan ketat antara batik tradisional dan modern, para pengrajin terus berinovasi untuk mempertahankan warisan budaya mereka. Salah satu yang berhasil menonjol adalah Batik Cigeureung, produksi dari CV Agnesa yang berlokasi di Jalan Cigeureung, Kecamatan Cipedes, Kota Tasikmalaya. Batik ini menjadi salah satu kebanggaan daerah dengan motif khas yang membedakannya dari batik daerah lain.


CV Agnesa menghadirkan berbagai motif unik yang mencerminkan identitas Kota Tasikmalaya. Beberapa di antaranya adalah motif payung, merak ngibing, serta perpaduan antara teknik cap dan tulis, bahkan kombinasi keduanya. Menurut pemilik CV Agnesa, Hj. Enok Sukaesih, batik tradisional yang mereka produksi kini semakin diminati kembali.


"Kami tetap mempertahankan keaslian batik tradisional. Alhamdulillah, sekarang sudah mulai bangkit lagi. Semoga ke depan semakin berkembang dan banyak peminatnya," ujarnya dengan optimis.


Tak hanya sekadar motif indah, Batik Cigeureung juga mengandung filosofi mendalam yang mencerminkan budaya dan sejarah daerah. Motif yang dibuat bisa disesuaikan dengan permintaan pelanggan, namun motif yang paling populer tetap yang mencerminkan ciri khas Tasikmalaya, seperti motif payung dan merak ngibing.


Pekerja Membuat Batik Canting (sumber : google maps/ diazhollic)

Dalam proses pembuatannya, Batik Cigeureung menggunakan tiga teknik utama, yaitu canting, cap, dan lukis. Masing-masing teknik ini memiliki keunikan tersendiri, bahkan beberapa batik dibuat dengan metode kombinasi cap dan tulis agar menghasilkan motif yang lebih kaya.


"Kami menyediakan berbagai jenis batik, mulai dari batik cap, batik tulis, hingga kombinasi cap dan tulis. Dengan begitu, pelanggan memiliki lebih banyak pilihan sesuai selera mereka," tambah Hj. Enok.

Meskipun menghadapi tantangan dari persaingan batik luar daerah, CV Agnesa tetap berkomitmen untuk menjaga kualitas dan keaslian produknya. "Yang penting bagi kami adalah menjaga kualitas terbaik. Kami tidak perlu takut bersaing, karena batik asli selalu dicari oleh pecinta batik sejati," tegasnya.


CV Agnesa telah berdiri sejak tahun 1970, menjadikannya salah satu pengrajin batik yang telah melalui berbagai tantangan zaman. Mulai dari kenaikan harga bahan baku, kesulitan pemasaran, hingga krisis ekonomi dan pandemi COVID-19, mereka tetap bertahan dan terus berkembang.


"Kami sudah berdiri sejak tahun 70-an dan telah melalui berbagai masa sulit, seperti harga bahan yang mahal hingga hampir gulung tikar saat pandemi. Namun, alhamdulillah, kami bisa bertahan dan melewati masa-masa itu," kata Hj. Enok.


Selain itu, kawasan Nagarasari di Kecamatan Cipedes telah berkembang menjadi salah satu sentra batik di Kota Tasikmalaya. Jumlah pengrajin batik di daerah ini semakin bertambah, dari usaha kecil hingga yang mulai berkembang lebih besar. "Nagarasari kini menjadi sentra batik. Pengrajinnya cukup banyak, dan usaha kecil pun semakin bertumbuh. Semoga mereka bisa berkembang lebih besar juga," harapnya.


CV Agnesa saat ini mempekerjakan sekitar 40 orang, dengan berbagai peran, mulai dari penjahit hingga penjaga toko. Hj. Enok menekankan bahwa kunci utama dalam bisnis batik adalah kerja keras, kreativitas, dan inovasi.


"Dalam membuat batik, kita harus terus berinovasi. Jangan hanya terpaku pada satu warna atau motif, tapi harus selalu kreatif," pesannya.


Di momen Hari Batik Nasional, Hj. Enok berharap agar batik tradisional semakin dikenal dan diminati oleh masyarakat. Ia juga menaruh harapan besar pada dukungan pemerintah untuk membantu pengrajin batik lokal agar terus berkembang.


"Batik tradisional tidak akan bisa bertahan tanpa dukungan pemerintah. Kami berharap ada lebih banyak kebijakan yang membantu pengrajin agar semakin maju," pungkasnya.


Dengan semangat yang terus menyala, Batik Cigeureung siap mempertahankan warisan budaya Tasikmalaya dan terus berkembang di tengah zaman yang terus berubah.

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)