Menguak Tabir Misteri Jejak Peradaban Megalitikum yang Tertinggal di Gunung Padang Cianjur

Jabar Tourism
3 minute read
0

Gunung Padang Cianjur (sumber : pinterest)

Bayangkan sebuah bukit sunyi di pedalaman Cianjur yang pada malam-malam tertentu memancarkan cahaya aneh dan alunan suara yang tak bisa dijelaskan. Masyarakat sekitar menyebutnya “Gunung Terang”—tempat yang menyimpan lebih dari sekadar legenda. Di sinilah, tersembunyi di antara hamparan perbukitan dan pepohonan lebat, berdiri salah satu situs megalitikum paling mengagumkan di Asia Tenggara: Gunung Padang.


Gunung ini bukanlah gunung dalam pengertian geologis, melainkan sebuah bukit setinggi 885 meter di atas permukaan laut yang menyimpan jejak peradaban masa lampau. Tidak hanya sekadar destinasi wisata, Gunung Padang adalah pintu masuk menuju lorong waktu, tempat sejarah kuno berpadu dengan keindahan alam pegunungan.


Terletak di Desa Karyamukti, Kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur, Gunung Padang menjadi salah satu destinasi arkeologi yang kini kian populer. Dari pusat Kota Cianjur, perjalanan ke sana memakan waktu sekitar 1,5 jam atau sejauh 45 kilometer. Jika datang dari Jakarta, pengunjung harus menempuh jarak sekitar 165 kilometer, sementara dari Bandung hanya sekitar 110 kilometer. Akses menuju lokasi cukup menantang—beberapa ruas jalan telah diaspal, namun tak sedikit yang masih berupa bebatuan dan lubang, seolah memberi rasa petualangan tersendiri sebelum sampai ke puncak bukit.


Namun, rasa lelah itu seketika terbayar saat mata memandang deretan batu besar yang tersusun rapi membentuk struktur berundak. Situs ini diyakini sebagai punden berundak khas masa megalitikum, tempat yang dulu mungkin digunakan sebagai pusat ritual atau tempat penting dalam kehidupan spiritual masyarakat kuno. Kata "megalitikum" sendiri berasal dari bahasa Yunani, yakni "mega" (besar) dan "lithos" (batu), dan benar saja, batu-batu di sini berukuran besar dan berwarna abu-abu gelap, sebagian besar berjenis andesit basaltis.


Yang membuat Gunung Padang semakin menakjubkan adalah aura misteri yang menyelimutinya. Banyak pengunjung yang mengaku merasakan energi berbeda saat menyentuh bebatuan itu. Bahkan, beberapa penelitian menyebut bahwa struktur batu yang tampak di permukaan hanyalah bagian kecil dari bangunan yang jauh lebih besar dan dalam, tersusun secara kompleks hingga ke dasar bukit. Teori ini memicu perdebatan panjang—apakah Gunung Padang hanya situs pemujaan biasa, ataukah peninggalan dari peradaban besar yang belum terungkap?


Menginjakkan kaki di situs ini seakan menelusuri waktu ke ribuan tahun lalu. Setiap susunan batu seolah menyimpan cerita yang belum selesai ditulis. Banyak arkeolog, peneliti, hingga spiritualis datang untuk menggali kisah-kisah tersembunyi di balik keheningan Gunung Padang. Dari berbagai spekulasi hingga hipotesis ilmiah, semua berpusat pada satu hal—tempat ini menyimpan rahasia besar tentang masa lalu Nusantara.


Tidak hanya bagi para pencinta sejarah, Gunung Padang juga cocok dijadikan tujuan wisata keluarga atau perjalanan akhir pekan bersama sahabat. Udara yang sejuk, pemandangan alam yang memanjakan mata, serta nuansa sakral yang menyelimuti area situs, membuat setiap kunjungan menjadi pengalaman tak terlupakan. Di sela-sela eksplorasi batu-batu purba, pengunjung bisa menikmati lanskap perbukitan yang hijau dan tenang—sebuah perpaduan sempurna antara edukasi sejarah dan pelarian dari hiruk pikuk kota.


Gunung Padang bukan hanya situs megalitikum—ia adalah pengingat bahwa jauh sebelum peradaban modern berkembang, leluhur kita sudah mengenal teknologi, seni arsitektur, dan kehidupan spiritual yang kompleks. Di balik bebatuan sunyi itu, terdapat kisah tentang kecerdasan dan kebesaran masa lalu yang kini tengah menanti untuk diceritakan kembali.


Jika kamu mencari destinasi wisata yang lebih dari sekadar pemandangan indah, Gunung Padang adalah jawabannya. Ia adalah saksi bisu dari peradaban tua yang pernah berdiri megah di bumi Pasundan, meninggalkan jejak yang hingga kini masih memikat hati siapa pun yang datang berkunjung.

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)
June 23, 2025