Misteri Batu Goong Ciamis: Gema Gamelan dan Harapan Akan Keberuntungan

Jabar Tourism
3 minute read
0

Batu Goong Bangbayang (sumber : pinterest)

Di sebuah sudut tenang Kabupaten Ciamis, tepatnya di Desa Bangbayang, Kecamatan Cipaku, terdapat sebuah batu besar yang tak sekadar batu. Warga sekitar menyebutnya Batu Goong, sebuah nama yang tidak hanya merujuk pada bentuknya, tetapi juga menyiratkan kisah mistis yang telah hidup puluhan tahun dalam memori kolektif masyarakat. Batu ini bukan sekadar peninggalan alam, melainkan juga dianggap sebagai jendela menuju dunia lain yang penuh misteri dan harapan.


Bentuknya unik, menyerupai alat musik tradisional gong dalam ansambel gamelan, lengkap dengan tonjolan di bagian tengahnya. Tak heran jika masyarakat setempat memberinya nama Batu Goong. Namun yang membuatnya istimewa bukan hanya bentuk fisiknya, melainkan suara gamelan yang konon terdengar dari arah batu ini, terutama saat malam Jumat Kliwon. Cerita turun-temurun menyebutkan, suara gamelan itu bukan berasal dari manusia, melainkan dari entitas gaib yang menempati lokasi tersebut.


Riwayat Jatuhnya Batu dari Tebing

Kepala Desa Bangbayang, Asep Riky Darmawan, menjelaskan bahwa dulunya Batu Goong berada di atas sebuah tebing yang kini telah menjadi area pemukiman. Namun sekitar tahun 1947, batu tersebut berpindah tempat karena hujan deras yang mengguyur kawasan itu. Akibatnya, batu raksasa ini terguling hingga ke lokasi sekarang. Meski posisinya telah berubah, auranya yang penuh misteri tetap melekat kuat.


Batu Goong memiliki dimensi yang mengesankan, yaitu berbentuk persegi panjang dengan lingkar sisi mencapai 366 sentimeter dan ketebalan sekitar 44 sentimeter. Di bagian atasnya terdapat tonjolan membulat—menyerupai pusat gong tradisional—yang menambah kuat citra musikal batu ini.


Malam Jumat Kliwon dan Denting Gamelan Mistis

Dalam banyak cerita warga, terutama dari para sesepuh seperti almarhum Bapak Umar Habis, pada malam Jumat Kliwon, suara gamelan sering kali terdengar dari arah Batu Goong. Meskipun jarak dari batu tersebut ke permukiman sekitar 800 meter, suara yang didengar sangat jelas, seolah berasal dari pertunjukan gamelan di balik kabut.


Suara itu bukan sesuatu yang menyeramkan, melainkan membawa nuansa sakral dan menenangkan. Tak jarang, warga yang mendengarnya merasa merinding namun tidak takut. Justru banyak yang menganggap bahwa suara itu adalah pertanda baik, membawa berkah dan ketenangan.


Tempat Pencari Peruntungan di Masa Lalu

Pada era 1980 hingga 1990-an, ketika praktik Porkas dan SDSB (Sumbangan Dermawan Sosial Berhadiah) masih marak, Batu Goong kerap didatangi oleh orang-orang yang berharap mendapatkan keberuntungan. Mereka percaya bahwa batu ini memiliki kekuatan spiritual yang bisa mendatangkan rezeki, terutama dalam bentuk keberhasilan menebak angka-angka jitu untuk permainan tersebut.


Orang-orang datang dari berbagai tempat, melakukan ritual sederhana, berdoa, atau sekadar duduk berdiam diri sambil meresapi getaran mistis dari batu tersebut. Namun seiring waktu dan berakhirnya era SDSB serta Porkas, kebiasaan itu pun perlahan ditinggalkan. Batu Goong kembali menjadi bagian dari alam yang sunyi, hanya dikunjungi oleh mereka yang tertarik pada sejarah atau kisah misteri.


Dari Cerita Mistis ke Warisan Budaya

Menyadari nilai sejarah dan budaya yang dikandungnya, pemerintah Desa Bangbayang memutuskan untuk mendokumentasikan kisah Batu Goong ke dalam buku Jejak Sejarah Bangbayang. Ini menjadi upaya untuk melestarikan cerita rakyat dan nilai-nilai lokal yang selama ini hanya beredar dari mulut ke mulut.


Walau tak semua orang percaya akan mitos dan kisah gaib yang melingkupi Batu Goong, tak bisa dipungkiri bahwa batu ini telah menjadi bagian dari identitas desa. Cerita tentang suara gamelan dan harapan keberuntungan yang menyertainya adalah bagian dari kekayaan narasi lokal yang perlu dijaga, dihargai, dan diwariskan kepada generasi selanjutnya.

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)