![]() |
Sirmione Footwear |
Di tengah badai pandemi COVID-19 yang mengguncang dunia usaha, sebuah merek sepatu lokal dari Parongpong, Kabupaten Bandung Barat, justru menemukan pijakan untuk tumbuh. Adalah Sirmione Footwear, brand yang digagas oleh Adi Candra Wiratmadja, yang tak hanya mampu bertahan, tetapi juga menjelma menjadi kekuatan baru dalam industri kreatif lokal.
Dengan mengandalkan kualitas tinggi dan semangat inovasi, Sirmione Footwear berhasil mencuri perhatian publik. Saat banyak bisnis terpukul oleh ketidakpastian, Adi justru melihat peluang besar di balik krisis: memberdayakan para pengrajin lokal yang telah puluhan tahun bergelut di dunia pembuatan sepatu. Dari situlah, lahir produk-produk unggulan seperti sneakers dan boots buatan tangan yang tak hanya menarik secara desain, tetapi juga unggul dalam kualitas bahan.
Tumbuh Pesat di Tengah Krisis
Tak butuh waktu lama bagi Sirmione untuk menarik perhatian. Kolaborasi dengan desainer-desainer ternama mulai berdatangan, membawa angin segar bagi perkembangan brand ini. Produk-produk seperti Forza Boots dan Excalibre Combat Boots mendapat sambutan hangat di pasar, bahkan meraih berbagai penghargaan dalam ajang ekonomi kreatif, baik di tingkat daerah maupun nasional. Hal ini menunjukkan bahwa Sirmione bukan pemain biasa dalam industri alas kaki lokal—mereka adalah pelopor dengan visi jangka panjang.
Pandemi, alih-alih menjadi batu sandungan, justru dimanfaatkan Sirmione sebagai momentum untuk bertransformasi. Dengan memanfaatkan kekuatan digital dan platform e-commerce, Sirmione mampu menjangkau konsumen di berbagai penjuru Indonesia. Saat ini, kapasitas produksi mereka berada di kisaran 60–120 pasang sepatu per hari, dengan rentang harga Rp90.000 hingga Rp500.000—harga yang ramah di kantong namun tetap menjunjung tinggi kualitas.
Menjaga Warisan, Mendorong Inovasi
Salah satu nilai lebih dari Sirmione adalah kemampuannya menggabungkan unsur budaya dalam desain sepatu. Contohnya, boots bermotif Mega Mendung yang khas, menjadi daya tarik tersendiri bagi pasar lokal maupun anak muda pencinta fashion. Inovasi ini tak hanya memperluas variasi produk, tetapi juga menghadirkan sentuhan warisan budaya dalam bentuk yang modern dan fungsional.
Namun keberhasilan Sirmione tak semata soal desain dan penjualan. Mereka juga berkomitmen pada pemberdayaan komunitas lokal. Melalui program pelatihan keterampilan untuk pengrajin muda, Sirmione memastikan bahwa ilmu dan keahlian turun-temurun dalam membuat sepatu tidak hilang ditelan zaman. Justru sebaliknya, mereka ingin regenerasi ini mampu menjawab tuntutan pasar kekinian.
Menjadi Agen Perubahan di Bandung Barat
Peran Sirmione dalam ekosistem industri kreatif Bandung Barat semakin terasa. Bukan hanya sebagai produsen, mereka juga tampil sebagai agen perubahan yang mendorong pertumbuhan ekonomi lokal. Dengan memberikan lapangan kerja yang berkelanjutan serta menciptakan lingkungan kerja yang inklusif, brand ini menjadi contoh nyata bahwa usaha kecil pun bisa memberi dampak besar.
Rencana masa depan Sirmione pun tak main-main. Mereka ingin terus memperluas pasar, menelurkan produk-produk inovatif, dan membawa nilai-nilai budaya lokal ke panggung nasional, bahkan internasional. Dengan kombinasi antara kolaborasi, dedikasi terhadap kualitas, dan komitmen terhadap pemberdayaan masyarakat, Sirmione Footwear menjadi bukti hidup bahwa bisnis lokal bisa menjadi pemain utama dalam industri kreatif Indonesia.
Bagi banyak pelaku UMKM yang sedang berjuang, kisah Sirmione adalah inspirasi nyata: bahwa dari keterbatasan bisa lahir kekuatan, dan dari krisis bisa muncul peluang. Dan Bandung Barat, lewat Sirmione, punya alasan kuat untuk percaya pada masa depan industri kreatifnya.