![]() |
Soto Kuning Bogor (sumber : pinterest) |
Berjalan-jalan ke wilayah Jawa Barat, Anda akan mudah menemukan bangunan-bangunan tua bergaya kolonial yang masih berdiri kokoh hingga kini. Gedung-gedung ini bukan sekadar saksi bisu sejarah masa lampau, melainkan juga menjadi penanda bahwa daerah ini pernah menjadi salah satu pusat aktivitas penting di masa Hindia Belanda. Kota seperti Bogor, misalnya, bukan hanya menyuguhkan pemandangan alam yang sejuk dan asri, tapi juga menyimpan jejak arsitektur klasik yang memikat. Bangunan seperti Istana Bogor, Kebun Raya, hingga deretan rumah-rumah tua di sepanjang Jalan Suryakencana, menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang haus akan nuansa tempo dulu.
Namun, pesona Bogor tak hanya berhenti pada lanskap sejarah dan hijaunya pepohonan. Kota hujan ini juga menyuguhkan kekayaan kuliner yang menggoda lidah. Dan di antara sekian banyak makanan khas, ada satu sajian yang kerap diburu wisatawan, terutama saat mereka menyusuri kawasan tua yang ikonik itu—semangkuk soto kuning Bogor yang legendaris. Tidak hanya mengenyangkan, soto ini juga menyimpan cerita rasa yang terus hidup dari generasi ke generasi.
Soto Kuning Bogor: Cita Rasa Khas yang Tak Lekang oleh Waktu
Jika Anda menyempatkan diri mampir ke Jalan Suryakencana, jangan heran melihat antrean panjang di depan sebuah warung sederhana yang tampak tak pernah sepi. Barisan pengunjung itu bukan hanya warga lokal, tapi juga banyak yang datang jauh-jauh dari Jakarta hanya demi semangkuk soto kuning yang konon rasanya sulit ditandingi. Bagi para pencintanya, soto ini bukan sekadar makanan—ini adalah nostalgia yang selalu ingin diulang.
“Susah cari yang begini di Jakarta. Makanya tiap ke Bogor, saya pasti ke sini,” ujar seorang pelanggan sambil sabar menunggu gilirannya. Antrean itu seperti ritual kecil yang harus dijalani demi mendapatkan kelezatan soto yang sudah tersohor puluhan tahun lamanya.
Apa yang membuat soto kuning ini begitu istimewa? Jawabannya ada pada kuahnya yang kaya rempah. Warna kuning keemasan yang memikat berasal dari kunyit, salah satu bumbu utama dalam racikan soto ini. Ditambah dengan kaldu rebusan daging yang gurih, aroma kuahnya saja sudah cukup membuat perut keroncongan. Dalam satu porsi, Anda bisa memilih isian sesuai selera: daging sapi, ayam, limpa, atau babat. Daging-daging itu dimasak hingga empuk, menyatu sempurna dengan kuah yang bertekstur ringan tapi kaya rasa.
Harganya? Mulai dari Rp20.000 untuk porsi standar dengan ayam, dan akan sedikit bertambah jika Anda menambahkan isian lain seperti babat atau limpa. Namun jangan khawatir—setiap rupiah yang Anda keluarkan sebanding dengan kelezatan yang akan Anda nikmati. Apalagi saat soto itu disantap bersama sepiring nasi hangat, setiap sendokan seperti memeluk perut yang lapar dengan penuh kasih.
Soto kuning Bogor bukan hanya makanan khas, tapi juga bagian dari budaya lokal yang terus dijaga. Di tengah gempuran tren kuliner modern, kehadirannya seakan menjadi penanda bahwa cita rasa warisan leluhur masih tetap punya tempat di hati banyak orang.
Sudah siap menjelajahi Bogor dengan perut bahagia? Jangan lupa, semangkuk soto kuning di Jalan Suryakencana bisa menjadi awal yang sempurna.