![]() |
Situs Taman Sri Baginda (sumber : indonesiakaya) |
Jika kita bicara tentang Bogor, yang sering muncul di benak adalah pesona alamnya—kebun raya yang hijau, curug-curug yang memikat, dan hawa sejuk pegunungan. Namun di balik keindahan alam itu, Bogor juga menyimpan warisan budaya dan sejarah yang sangat kaya. Dari masa ke masa, wilayah ini menjadi saksi bisu jejak panjang peradaban Sunda, yang tersimpan rapi dalam situs-situs kuno, cerita rakyat, hingga ritual adat yang masih hidup hingga kini. Tak banyak yang tahu, bahwa di balik hiruk pikuk modernisasi, Bogor menyembunyikan banyak titik sakral yang dahulu menjadi tempat semedi para leluhur.
Salah satunya adalah Situs Taman Sri Baginda Jalatunda, sebuah sumur tua yang letaknya tersembunyi di tengah perkampungan warga Desa Pasir Eurih. Bukan sumur biasa—tempat ini diyakini sebagai titik semedi dan pengambilan air suci oleh para pemeluk kepercayaan Sunda Wiwitan sebelum agama Islam masuk ke tanah Pasundan. Jejak sejarah ini mengajak kita menyelami sisi spiritualitas masyarakat Sunda masa lampau, sekaligus menjadi pengingat akan pentingnya melestarikan akar budaya sendiri.
Taman Sri Baginda Jalatunda: Sumur Suci yang Dijaga Waktu
Desa Pasir Eurih di Bogor tak hanya cantik secara geografis, tapi juga kaya secara historis. Wilayah ini dulunya merupakan bagian dari Kerajaan Sindang Barang, sebuah kerajaan bawahan dari Prabu Siliwangi, dengan Kutabarang sebagai pusat pemerintahannya. Nama-nama tokoh besar seperti Dewi Kentring Manik Mayang Sunda, salah satu istri Prabu Siliwangi, turut mengukuhkan pentingnya desa ini dalam sejarah Sunda. Maka, tak mengherankan jika berbagai situs peninggalan sejarah dapat ditemukan di sana, salah satunya adalah Situs Taman Sri Baginda Jalatunda.
Terletak di Gang Jambekuina, situs ini hanya dapat dijangkau dengan menyusuri jalan-jalan kecil perkampungan. Namun begitu sampai, suasana hening dan sakral langsung terasa. Di sinilah sebuah sumur tua berdiri, dijaga penuh hormat oleh warga, terutama oleh Abah Encem Masta, seorang sesepuh desa yang telah puluhan tahun merawat situs ini. Ia bercerita, sumur ini dulunya digunakan sebagai tempat bertapa bagi mereka yang ingin mencari ketenangan, petunjuk, atau kekuatan spiritual.
Sebelum pengaruh besar agama-agama masuk, kepercayaan Sunda Wiwitan menjadi pegangan hidup masyarakat. Dalam kepercayaan itu, sumur Jalatunda dipercaya sebagai salah satu dari tujuh mata air suci yang ada di wilayah budaya Sindang Barang. “Dulu airnya sering dipakai untuk ritual kasepuhan. Sampai sekarang pun, masih banyak yang datang dari berbagai daerah seperti Cirebon, Kuningan, Sukabumi, bahkan Banten untuk mengambil air dari sini,” jelas Abah Encem.
Air dari sumur ini tak hanya digunakan untuk kebutuhan pribadi, tetapi juga menjadi bagian dari ritual adat Ngala Cai Kukulu, yaitu upacara menyatukan tujuh mata air yang menjadi bagian penting dalam rangkaian Seren Taun—sebuah perayaan besar khas masyarakat adat Sunda yang menandai pergantian tahun agraris. Tak sedikit juga warga sekitar yang memanfaatkan air dari sumur ini sebagai media pengobatan, karena diyakini mengandung kesucian dan keberkahan.
Dilindungi Sebagai Warisan Budaya
![]() |
Sumur Suci di Situs Taman Sri Baginda (sumber : indonesiakaya) |
Kesadaran akan pentingnya melestarikan situs ini akhirnya mendapat pengakuan resmi. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2010 dan dukungan dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bogor, Situs Taman Sri Baginda Jalatunda kini telah ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya. Status ini membawa harapan baru—bahwa generasi muda akan mengenal lebih dalam sejarah dan spiritualitas leluhurnya, serta menjaga agar warisan ini tak tergerus oleh zaman.
Situs Taman Sri Baginda Jalatunda bukan sekadar sumur tua di tengah kampung. Ia adalah simbol kebijaksanaan masa lalu, cermin spiritualitas masyarakat Sunda, dan jembatan yang menghubungkan kita dengan akar tradisi yang semakin terlupakan. Dalam diamnya air, tersimpan cerita panjang tentang manusia, alam, dan keyakinan—sebuah warisan yang patut kita hormati dan jaga bersama.
Jika kamu sedang mencari sisi lain dari Bogor yang tak sekadar wisata alam, maka datanglah ke Pasir Eurih. Di sana, sejarah tak hanya dibaca, tapi bisa dirasakan lewat keheningan air, jejak kaki leluhur, dan bisikan doa yang masih terlantun di sekitar sumur tua Taman Sri Baginda Jalatunda.