Merayakan Kearifan Lokal Lewat Cahaya Bulan di Nyawang Bulan Cilengkrang Bandung

Jabar Tourism
0

Nyawang Bulan Kasepuhan Bunisari (sumber : google maps/Zamzam Cai)

Di tengah geliat pembangunan pariwisata modern yang sering kali bertumpu pada infrastruktur megah dan teknologi digital, ada satu arah berbeda yang tumbuh perlahan namun penuh makna: promosi pariwisata berbasis masyarakat dan komunitas. Jawa Barat, sebagai salah satu daerah dengan kekayaan budaya yang melimpah, kini semakin berani menampilkan wajah pariwisatanya yang lebih manusiawi—berakar dari tradisi, dirawat oleh warga, dan disuguhkan secara hangat bagi siapa pun yang ingin merasakan kedekatan dengan alam serta kearifan lokal. Salah satu contohnya yang menonjol adalah Nyawang Bulan, sebuah perayaan unik yang hanya muncul saat bulan purnama bersinar terang di langit.


Acara ini bukan sekadar festival budaya atau pasar malam biasa. Ia adalah pertemuan antara rasa syukur, seni, alam, dan kebersamaan dalam satu ruang terbuka yang sakral. Diselenggarakan rutin setiap bulan di Kasepuhan Bunisari, Desa Girimekar, Kecamatan Cilengkrang, Kabupaten Bandung, Nyawang Bulan menjadi contoh nyata bagaimana masyarakat lokal bisa menciptakan pengalaman wisata yang otentik, berkarakter, dan tentu saja, berkesan.


Nama Nyawang Bulan secara harfiah berarti “menatap bulan”. Namun, di balik namanya yang puitis, tersimpan filosofi mendalam tentang hubungan manusia dengan semesta. Acara ini digagas sebagai bentuk syukur kepada Sang Pencipta atas kesempatan untuk kembali menyaksikan bulan purnama yang diyakini oleh masyarakat setempat sebagai penyeimbang alam. Bulan purnama tak hanya cantik dipandang, tapi juga diyakini membawa harmoni bagi bumi dan isinya.


Setiap bulan sekali, saat rembulan muncul sempurna di langit, Nyawang Bulan digelar dengan semarak. Namun bukan dalam kemewahan, melainkan dalam kesederhanaan yang sarat makna. Suasana digelar di alam terbuka, dikelilingi pepohonan dan udara segar pegunungan, menjadi panggung alami untuk berbagai aktivitas budaya. Mulai dari panggung seni Sunda, pasar jajanan tradisional, hingga pantun dan pitutur (nasihat) dari para sesepuh, semua dihadirkan tanpa menghilangkan ruh spiritual dan kebersamaan yang menjadi inti acara.


Pembayaran Non Tunai dengan Koin Kayu

Satu hal yang membedakan Nyawang Bulan dari festival lainnya adalah sistem transaksinya yang unik. Pengunjung yang ingin menikmati aneka jajanan tradisional tidak menggunakan uang tunai, melainkan koin kayu yang masing-masing bernilai Rp 5.000. Koin-koin ini bisa dibeli saat memasuki area acara dan menjadi bagian dari pengalaman yang menyenangkan sekaligus edukatif, terutama bagi anak-anak dan wisatawan urban.


Penggunaan koin ini tak sekadar gimmick. Ia mengajarkan kita tentang nilai tukar yang lebih ‘hangat’, lebih manusiawi. Kita tak hanya membeli makanan, tapi juga menghargai proses, tradisi, dan rasa yang disuguhkan langsung oleh tangan-tangan warga setempat.


Tidur Bersama Alam dan Selimut Tradisi

Bagi yang ingin meresapi suasana lebih lama, Nyawang Bulan juga menawarkan campstay—konsep menginap di tenda yang menyatu dengan alam. Dengan tarif sekitar Rp 200.000 per orang, pengunjung akan mendapatkan fasilitas lengkap: tenda, matras, sleeping bag, sarapan, akses listrik dan toilet, serta 10 koin kayu untuk bertransaksi di acara. Ini bukan sekadar menginap, tapi pengalaman menyeluruh tentang bagaimana hidup selaras dengan alam dan budaya lokal.


Campstay ini sangat cocok bagi keluarga muda, komunitas pecinta alam, atau siapa pun yang sedang mencari jeda dari rutinitas kota yang padat. Rasakan bagaimana rasanya bangun di pagi hari dengan aroma tanah basah, kicau burung, dan semangat baru yang tumbuh dari malam yang penuh cahaya bulan.


Kembali ke Akar, Menyatu dengan Alam

Nyawang Bulan bukan hanya destinasi, tapi juga pernyataan. Ia menunjukkan bahwa pariwisata bisa tumbuh tanpa meninggalkan akar, bahwa kebersamaan bisa dirayakan tanpa kebisingan, dan bahwa keberlanjutan bisa dimulai dari hal-hal kecil—seperti koin kayu, panggung sederhana, dan doa-doa yang dipanjatkan di bawah sinar bulan purnama.


Jika Anda mencari pengalaman yang berbeda, yang menghangatkan hati sekaligus membuka mata, maka Nyawang Bulan adalah jawabannya. Ajak keluarga, sahabat, atau komunitas Anda untuk merayakan keindahan budaya dan alam dalam satu malam yang akan selalu diingat.

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)