Bupati Subang Apresiasi Film Simpang Satu, Ini Harapan Besarnya untuk Perfilman Lokal

Jabar Tourism
0

Bupati Subang dan Tim Metamorfelas (sumber : instagram.com/kotasubang)


Belakangan ini, dunia perfilman Indonesia tengah ramai-ramainya dihiasi oleh karya-karya sineas muda dari berbagai penjuru daerah. Bukan hanya Jakarta atau Bandung, kini giliran kota-kota yang dulu jarang terdengar di peta perfilman, mulai unjuk gigi dengan karya mereka. Jawa Barat, misalnya. Selain dikenal dengan alam yang memesona, provinsi ini mulai mencuri perhatian lewat film-film pendek yang punya nyawa dan rasa lokal yang kuat. Dan salah satu yang sedang jadi buah bibir adalah “Simpang Satu”, sebuah film pendek yang lahir dari tangan-tangan kreatif anak-anak muda Subang.


Film ini bukan sekadar tontonan. Ia adalah cermin keresahan, harapan, dan semangat dari generasi muda Subang yang ingin bicara lewat gambar bergerak. Di balik layar, berdirilah Zain Fasya, sineas muda asli Subang yang menyutradarai karya ini bersama komunitas film Metamorfelas. Tak heran jika film ini begitu kuat menggambarkan warna lokal dan sentuhan emosional yang khas. Sejak pertama kali diputar, “Simpang Satu” telah mencuri hati lebih dari 500 penonton dalam empat hari penayangan. Dan yang lebih membanggakan, film ini mendapat perhatian langsung dari jajaran pejabat daerah.


Pada Senin, 2 Juni 2025, Auditorium Subang Creative Center (SCC) terasa berbeda dari biasanya. Suasana lebih hangat, penuh rasa bangga dan apresiasi, ketika Bupati Subang Reynaldy Putra Andita datang langsung untuk menonton “Simpang Satu”, didampingi oleh Wakil Bupati Agus Masykur Rosyadi serta sejumlah pejabat penting lainnya, seperti Sekda, Ketua dan Wakil Ketua TP PKK, para asisten daerah, hingga para kepala dinas.


Zain Fasya sendiri tampak tak mampu menyembunyikan rasa harunya. Baginya, kehadiran para petinggi daerah bukan sekadar simbol, melainkan bentuk nyata dukungan terhadap dunia kreatif yang sedang bertumbuh. “Kami merasa dihargai. Ini jadi semangat buat kami, bahwa ternyata sineas di Subang tidak lagi dipandang sebelah mata. Di bawah kepemimpinan Kang Rey, saya yakin kreativitas anak muda Subang akan terus bersinar,” ujarnya dengan mata berbinar.


Sementara itu, Bupati Reynaldy pun tak kalah bangga. Dalam sambutannya, ia menyebut “Simpang Satu” sebagai awal dari gelombang besar kreativitas yang sedang bergerak dari Subang. Menurutnya, geliat ekonomi kreatif yang dimotori anak muda adalah kekuatan baru yang harus dijaga dan dirawat. “Saya sangat bangga. Ini bukan akhir, ini justru awal dari lahirnya film-film besar karya anak-anak muda kita. Kita sedang menyaksikan kebangkitan perfilman Subang,” tuturnya penuh semangat.


Bupati muda ini pun menunjukkan komitmen serius untuk mendukung sektor kreatif. Ia bahkan secara pribadi memberikan apresiasi sebesar Rp 20 juta kepada tim Metamorfelas sebagai bentuk dukungan nyata. “Ending film ini cukup ‘membagongkan’, membuat saya berpikir. Dan itu menandakan bahwa anak-anak ini punya cara berpikir yang beda. Saya ingin dukung mereka,” kata Kang Rey sambil tersenyum.


Bukan hanya soal dana, tapi lebih dari itu—Bupati berharap makin banyak anak muda yang percaya diri untuk mengekspresikan ide-idenya. Ia ingin Pemkab Subang hadir sebagai teman perjalanan bagi generasi muda, bukan hanya sebagai penonton. “Selama saya memimpin, kami akan terus hadir untuk mendukung langkah-langkah besar anak-anak muda Subang,” tegasnya.


“Simpang Satu” bukan hanya sebuah film pendek. Ia adalah penanda bahwa Subang siap naik kelas di dunia perfilman. Ia adalah suara anak muda yang tidak ingin hanya menjadi penonton, tapi pelaku yang membentuk narasi daerahnya sendiri. Dan siapa tahu, dari simpang kecil bernama Subang ini, akan lahir jalan panjang menuju panggung perfilman nasional.

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)