Menyibak Sejarah Subang di Museum Daerah: Jejak Kolonial, Fosil Purba, dan Warisan Leluhur

Jabar Tourism
3 minute read
0

Museum Daerah Subang (sumber : google maps/rendra wijaksana)

Bagi Anda yang mencari alternatif liburan yang edukatif namun tetap menyenangkan, Museum Daerah Subang di Jawa Barat bisa menjadi tujuan yang layak dipertimbangkan. Terletak di tengah kota Subang, museum ini menawarkan perjalanan lintas waktu—mengajak kita menyelami sejarah panjang wilayah ini, dari masa prasejarah hingga era kolonial Belanda.


Museum ini bukan hanya sekadar tempat menyimpan benda-benda tua. Lebih dari itu, ia adalah saksi bisu atas dinamika sosial dan budaya yang pernah mewarnai Subang. Dari peninggalan fosil hingga artefak keagamaan, setiap sudut ruangan menghadirkan kisah yang bisa menggugah rasa ingin tahu, terutama tentang bagaimana Subang dibentuk oleh beragam pengaruh zaman.


Sosok Kolonial dalam Wujud Patung

Salah satu koleksi yang paling mencuri perhatian di Museum Daerah Subang adalah patung perunggu Petter Willem Hofland. Berdiri kokoh di salah satu sudut ruangan, patung ini mewakili figur kontroversial dari masa lalu Subang. Hofland adalah seorang pengusaha Belanda yang datang dan menetap di Subang sekitar tahun 1833. Ia dikenal luas sebagai pemilik perusahaan perkebunan bernama P & T Lands, yang wilayah usahanya membentang hampir seluas Kabupaten Subang masa kini.


Patung Hofland yang dibuat pada tahun 1878 ini bukan sekadar pajangan artistik, melainkan simbol nyata dari jejak kolonial yang pernah bercokol di tanah Subang. Hofland dikenal melakukan penjajahan secara "halus". Tanpa disadari masyarakat, ia perlahan menguasai tanah dan mengubahnya menjadi lahan perkebunan kopi yang menguntungkan dirinya sendiri. Tak heran jika pada masanya, Hofland dijuluki saudagar kopi yang berpengaruh.


Menariknya, di museum ini tak hanya Hofland yang diabadikan. Patung istri dan anaknya pun turut berdiri mendampingi—uniknya, patung keluarga ini justru dibuat lebih dulu, sekitar tahun 1875. Tindakan Hofland yang mendirikan gedung Societe—kini dikenal sebagai Wisma Karya—juga menjadi catatan penting dalam sejarah Subang. Awalnya gedung ini difungsikan sebagai tempat berkumpulnya para demang, namun kemudian menjadi lokasi eksklusif para pejabat P & T Lands, lengkap dengan fasilitas hiburan seperti bilyar, bowling, hingga lapangan golf. Kini, sebagian dari gedung itu digunakan sebagai lokasi Museum Daerah Subang.


Fosil, Artefak, dan Cerita dari Zaman Lampau

Museum ini menyimpan koleksi benda bersejarah yang tak kalah menarik. Di antara etalase-etalase yang tersusun rapi, pengunjung dapat menemukan fosil kepala kijang purba, kerang, hingga kayu yang telah membatu—semua disusun berdasarkan periode waktu yang merepresentasikan zaman prasejarah.


Koleksi senjata peninggalan penjajah Belanda juga menghiasi ruang pamer. Di sampingnya, peralatan rumah tangga antik dan elektronik kuno menggambarkan kehidupan masyarakat tempo dulu. Tak ketinggalan, perlengkapan seorang demang pun dipamerkan—menunjukkan atribut kekuasaan lokal yang pernah berjaya.


Pecinta sejarah prasejarah juga akan terpikat dengan berbagai jenis kapak logam seperti kapak corong dan kapak sepatu, serta candrasa—sejenis senjata tajam khas masa itu. Salah satu koleksi yang sangat mencolok adalah replika bejana perunggu terbesar yang pernah ditemukan di Indonesia, yang konon digunakan dalam ritual penghormatan terhadap leluhur.


Warisan Keagamaan dan Penyebaran Agama

Museum ini juga mendokumentasikan jejak spiritual masyarakat Subang. Dari zaman Hindu-Buddha hingga masuknya Islam, pengaruh keagamaan terekam jelas lewat berbagai benda peninggalan. Terdapat patung nandi (lembu suci), arca Dewa Siwa atau Maitreya, hingga peralatan ritual dari logam seperti kuningan.


Sementara itu, masuknya Islam ke Subang ditandai dengan keberadaan koleksi Alquran yang ditulis di atas kulit binatang, serta deretan keris yang diyakini digunakan oleh para tokoh penyebar Islam. Semua ini memberikan gambaran menyeluruh tentang transformasi budaya dan religius yang pernah terjadi di tanah Subang.


Jika Anda termasuk penikmat sejarah atau sekadar ingin mengisi waktu liburan bersama keluarga dengan cara yang lebih bermakna, Museum Daerah Subang adalah destinasi yang patut dikunjungi. Tak perlu biaya besar untuk masuk dan belajar tentang masa lalu daerah ini. Cukup datang, nikmati setiap ruangan, dan biarkan cerita-cerita dari masa lampau memperkaya wawasan Anda.


Museum ini membuktikan bahwa warisan sejarah bukanlah milik masa lalu semata, tapi juga jendela untuk memahami siapa kita hari ini.


Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)
June 28, 2025