![]() |
Kunjungan Menteri Kebudayaan ke Bale Pakarang Sasuhunan (sumber : disparbudjabar) |
Kota Bandung kembali membuktikan dirinya sebagai pusat kebudayaan Sunda. Tak hanya lewat geliat seni dan kreativitas anak mudanya, tetapi juga lewat ruang-ruang pelestarian budaya yang tumbuh dari akar masyarakat. Salah satu contohnya adalah Bumi Pakarang Sasuhunan, sebuah museum pribadi yang menyimpan ribuan senjata tradisional dan perkakas khas Sunda. Museum ini baru saja mendapat sorotan nasional setelah dikunjungi Menteri Kebudayaan RI, Fadli Zon, Selasa, 29 Juli 2025.
Kunjungan ini merupakan bagian dari rangkaian acara Pembukaan Pameran Nasional Pusaka Nusantara 2025, dan turut didampingi oleh Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat, Iendra Sofyan. Dalam kesempatan tersebut, Menteri Fadli Zon memberikan apresiasi tinggi atas keberadaan museum yang ia sebut sebagai contoh konkret pelestarian budaya oleh masyarakat secara mandiri.
“Ada berbagai macam koleksi dari mulai kujang, keris, golok sampai ke lantai tiga. Ini adalah contoh bahwa setiap orang bisa menjadi penjaga budaya. Saya sangat mengapresiasi, ini bagian dari kekayaan budaya Kota Bandung. Mudah-mudahan terus terjaga,” ujarnya.
Jejak Budaya dalam Ribuan Pusaka
Terletak di kawasan Arcamanik, tepatnya di Jalan Pirus Galuh I No. 5, Cisaranten Kulon, museum ini tidak tampak seperti bangunan mewah. Namun begitu memasuki ruang demi ruang di dalamnya, pengunjung akan dibuat takjub. Lebih dari 4.000 koleksi tersimpan rapi di tiga lantai—terdiri dari berbagai jenis keris, kujang, golok, tombak, hingga alat-alat tradisional pertanian dan perbengkelan khas Sunda.
Semua koleksi ini milik pribadi Gun Gun Gurnadi Jayadiharja, seorang penggemar pusaka yang telah mengumpulkan benda-benda budaya ini sejak dekade 1970-an. Koleksinya kemudian dikelola secara profesional di bawah naungan Yayasan Museum Galuh, agar dapat dinikmati dan dipelajari oleh publik.
Uniknya, sebagian besar koleksi merupakan kujang dari berbagai daerah di Jawa Barat. Tercatat ada lebih dari 30 jenis kujang, seperti Kujang Pakuan, Kujang Galuh, Kujang Sinatri, dan Kujang Sajen yang biasa digunakan dalam ritual. Ada juga berbagai jenis keris dari beragam masa dan daerah di Nusantara.
Dari Hobi ke Warisan Budaya
Bumi Pakarang Sasuhunan diresmikan sebagai museum terbuka pada 23 November 2019, dihadiri langsung oleh Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung saat itu, Dewi Kaniasari. Dalam peresmiannya, turut ditampilkan atraksi pembuatan keris dan diskusi seputar makna serta nilai filosofis senjata tradisional Sunda.
Gun Gun sendiri mengaku, keinginan membangun museum ini lahir dari niat untuk menjaga warisan leluhur dan memberikan edukasi budaya kepada generasi muda. Setelah mengalami stroke beberapa tahun lalu, ia merasa waktunya untuk lebih serius mewariskan pengetahuan tentang benda-benda pusaka yang dikoleksinya selama puluhan tahun.
“Saya ingin semua ini tidak berhenti di saya. Generasi muda harus tahu bahwa benda-benda ini bukan hanya senjata, tapi juga lambang kehormatan, spiritualitas, dan jati diri orang Sunda,” ungkap Gun Gun dalam sebuah wawancara.
Destinasi Wisata Budaya yang Wajib Dikunjungi
Kini, Bumi Pakarang Sasuhunan bukan sekadar ruang pamer koleksi pribadi, melainkan telah menjelma sebagai salah satu destinasi wisata budaya di Kota Bandung. Museum ini terbuka untuk kunjungan umum setiap Senin hingga Kamis pukul 10.00–20.00 WIB, dan bisa menjadi alternatif wisata edukatif yang memperkaya wawasan sejarah lokal.
Bagi para pencinta budaya, sejarah, maupun pelajar yang ingin mengenal lebih dalam tentang filosofi senjata tradisional dan kekayaan warisan Sunda, museum ini menjadi tempat yang sangat direkomendasikan. Selain itu, Bumi Pakarang Sasuhunan juga menjadi model bagaimana inisiatif masyarakat bisa menjadi kekuatan besar dalam melestarikan budaya bangsa.
Kunjungan Menteri Kebudayaan RI ke Bumi Pakarang Sasuhunan membuktikan bahwa pelestarian budaya tidak harus menunggu dari pemerintah. Justru, dari masyarakat-lah gerakan besar bisa bermula. Apa yang dilakukan Gun Gun Gurnadi Jayadiharja adalah teladan nyata bagi kita semua, bahwa melestarikan budaya bisa dimulai dari hal sederhana—dari kecintaan, ketekunan, dan semangat berbagi kepada generasi selanjutnya.
Bagi kamu yang tengah merencanakan liburan di Bandung, sempatkanlah mampir ke Bumi Pakarang Sasuhunan. Siapa tahu, dari sana kamu bisa pulang membawa lebih dari sekadar foto—tetapi juga kebanggaan atas budaya sendiri.