![]() |
Toko Roti Tan Keng Cu (sumber : facebook/Anang Zunaidi) |
Bicara soal Cianjur, banyak orang langsung teringat akan keindahan alam dan kesejukan udaranya. Tapi jangan salah, kota ini juga menyimpan kekayaan lain yang tak kalah menggoda—kuliner otentik yang memanjakan lidah dan menyalakan memori. Dari nasi liwet yang gurih hingga manisan yang melegenda, Cianjur punya daftar panjang makanan khas yang patut dicicipi. Tapi di antara sekian banyak pilihan, ada satu nama yang berdiri tegak bak penjaga waktu—Roti Tan Keng Cu. Sebuah toko roti legendaris yang tak sekadar menjual kudapan, tetapi juga menyuguhkan sepotong sejarah dalam tiap gigitan.
Di Jalan HOS Cokroaminoto No. 95, aroma roti yang baru keluar dari oven menyambut siapa saja yang lewat. Harumnya seperti magnet yang mengundang orang untuk menoleh, masuk, dan mencicipi warisan rasa yang telah bertahan nyaris satu abad lamanya. Tan Keng Cu bukan sekadar toko roti, tapi saksi hidup perjalanan zaman yang bermula sejak 1926—saat Indonesia masih berada di bawah bayang-bayang kolonialisme.
Dari Dapur Kolonial ke Lidah Rakyat
Didirikan oleh Tan Keng Cu di era Hindia Belanda, toko ini awalnya menjadi pemasok utama roti tawar bagi tentara Belanda yang saat itu menduduki wilayah Pasundan. Roti buatan tangan ini menjadi pengganti nasi bagi mereka, dan dalam keseharian pasukan kolonial, aroma dan rasa roti dari Tan Keng Cu menjadi bagian dari rutinitas.
“Dulu satu Jawa Barat makannya dari sini,” kenang Mulyana, salah satu pewaris toko. Dengan semangat produksi yang luar biasa, Tan Keng Cu kala itu bisa mengirim hingga 50 karung roti per hari ke berbagai pelosok Jawa Barat.
Namun masa kejayaan bukan tanpa cobaan. Ketika Indonesia melarang impor barang pada akhir 1950-an, Tan Keng Cu harus berjuang keras mempertahankan bisnisnya. Untungnya, pasokan tepung dari Singapura dan kemudian transisi ke tepung lokal di tahun 1963 menjadi titik balik yang menyelamatkan roda usaha keluarga ini.
Rasa yang Bertahan di Tengah Gempuran Zaman
![]() |
Plang Roti Tan Keng Cu (sumber : google maps/Calvin Halim) |
Apa yang membuat roti Tan Keng Cu tetap dicari sampai hari ini? Jawabannya sederhana tapi mendalam: rasa yang konsisten dan penuh kenangan. Roti manis menjadi andalan toko ini—dibuat dari adonan sederhana berisi tepung, mentega, dan gula. Tapi dari kesederhanaan itulah muncul rasa khas yang melekat di lidah dan hati banyak orang.
Tekstur lembut yang seperti menyatu di lidah, rasa manis yang tidak berlebihan, dan aroma panggangan yang menguar dari etalase, semuanya menjadi kombinasi tak tergantikan. Ditambah lagi, mereka masih menggunakan oven dan mesin penggiling dari masa kolonial, menjaga sentuhan tradisional di tengah arus modernisasi.
Tak hanya itu, toko ini juga berani berinovasi tanpa meninggalkan akar. Zuppa soup, pizza rumahan, hingga jajanan kekinian bisa kamu temukan di sini. Tapi tenang saja, harga tetap bersahabat. Roti manis dijual mulai dari Rp6.000, bahkan ada yang hanya Rp3.000 di bagian depan toko. Murah meriah tanpa mengorbankan kualitas.
Menjaga Rasa, Menolak Cabang
Di saat banyak bisnis berlomba membuka cabang, Tan Keng Cu memilih tetap bertahan di satu titik: Cianjur. Alasannya jelas—menjaga kualitas dan kesegaran roti. Roti yang dibuat hari ini hanya bertahan selama tiga hari. Bila harus dikirim ke luar kota, kualitasnya bisa menurun. Daripada mengejar keuntungan semata, keluarga Tan Keng Cu lebih memilih menjaga kepercayaan pelanggan yang sudah turun-temurun.
Kini, generasi keempat dan kelima—di antaranya Liliana dan anaknya, Henry—melanjutkan estafet ini dengan penuh dedikasi. Mereka tidak hanya mewarisi resep, tapi juga semangat dan filosofi hidup sederhana yang dipegang erat oleh pendiri toko: murah, besar, enak.
Mengunjungi Tan Keng Cu bukan hanya soal membeli makanan. Ini adalah pengalaman yang membawa kita menyusuri lorong waktu. Setiap gigitan adalah sapaan dari masa lalu, dan setiap langkah ke dalam tokonya adalah napak tilas sejarah panjang Cianjur yang tak pernah benar-benar hilang.
Bagi kamu yang penasaran, toko ini buka setiap hari dari pukul 09.30 pagi hingga 20.00 malam. Jadi kalau sedang melintasi Cianjur, jangan lupa mampir. Siapa tahu, kamu akan menemukan lebih dari sekadar roti—mungkin sepotong kenangan yang selama ini kamu cari.
Roti Tan Keng Cu, bukan hanya legenda kuliner, tapi juga kisah tentang ketekunan, kesederhanaan, dan cinta pada tradisi yang tak pernah usang dimakan waktu.